Samir Khan (24), atau yang di dunia maya lebih dikenal dengan nama Inshaallahshaheed, akhirnya mendapatkan apa yang selama ini dia cita-citakan, syahid di jalan Allah SWT. Samir Khan, bersama ulama mujahid Syekh Anwar al Awlaqi, dan dua orang mujahid lainnya, Abu Muhsin al Maribi dan Salim al Marwani, dibombardir pesawat tanpa awak teroris AS di sebuah tempat antara Ma’rib dan Jauf. Berikut sepak terjang pejuang Islam yang istiqomah hingga maut menjemput.
Samir Khan, Sang Mujahid Media
Samir Khan, Sang Mujahid Media. Beliau adalah sosok mujahid sejati yang berjuang membela Islam, hingga detik-detik terakhir. Nama Samir Khan mulai dikenal ketika situs garapannya, “The Ignore Puzzle Pieces of Knowledge” mulai menjadi perhatian publik dunia, khususnya kaum Muslimin dan pemerintah kafir Amerika. Maklum, situs bergaya blog karyanya tersebut menjadi target dan incaran musuh Islam karena muatan jihad globalnya. Nama Samir Khan pun melegenda di dunia maya, sebagaimana nama Irhaby 007, sang legenda Cyber Jihad.
Samir Khan lahir di Arab Saudi dan pindah ke AS pada usia tujuh tahun. Intelijen AS telah menguntit Samir Khan sejak beberapa tahun yang lalu saat dia tinggal di Carolina Utara. Penyebabnya Samir Khan dikuntit karena beliau aktif di dunia maya mendukung dan mempublikasikan jihad, termasuk mempublikasikan video-video yang diproduksi oleh mujahidin seluruh dunia. Situs beliau “The Ignored Puzzle Pieces of Knowledge” berkali-kali di hack oleh pelbagai pihak, namun Alhamdulillah terus bertahan, hingga akhirnya ditinggal beliau hijrah ke Yaman.
Di Yaman, beliau mengelola majalah Al Qaeda berbahasa Inggris, terbitan AQAP, “Inspire” dan menjadi sosok yang paling dicari oleh pasukan kafir AS, disamping Syekh Anwar al Awlaqi yang juga mukim di Yaman. Ternyata takdir Allah SWT., telah mempertemukan mereka, dan menentukan mereka syahid bersama, setelah dibombardir pesawat tanpa awak AS. Subhanallah!
Perang Media Hingga Akhir
Sebagaimana dikutip news.com.au, Selasa (20/7/2010), sejak Oktober tahun 2009 Samir Khan telah meninggalkan AS dan kini bermukin di Yaman. Samir Khan melakukan perjalanan ke Yaman dengan tiket pulang-pergi, tetapi ia tidak pernah kembali lagi ke AS. Pemerintah teroris AS malah ‘mengirim’ beliau ke tempat yang paling diimpikannya, dan didamba seluruh kaum Muslimin, surga Firdaus, Insya Allah.
Majalah “Inspire” yang sudah tersebar luas di dunia maya dalam edisi perdananya memuat artikel dan wawancara dengan Syekh Anwar al Awlaki, ulama asal Yaman yang juga hijrah dari AS dan kini mukim di Yaman, dan akhirnya juga syahid (Insya Allah) bersama Samir Khan.
Aktivitas dan perhatian Samir Khan terhadap perang media di dunia maya memang sangat besar. Dikenal piawai dalam pembuatan situs maupun blog untuk kemudian memposting berita-berita dan video jihad dari seluruh dunia Islam. Siapapun yang pernah mengunjungi situs beliau, pasti terkesan dan betah berlama-lama berselancar di situs pribadinya. Hampir seluruh informasi jihad bisa ditemukan di situs yang selalu menarik perhatian tersebut.
Tentu saja, aktivitasnya ini sangat tidak disukai oleh musuh-musuh Islam. Sudah tidak terhitung berapa kali upaya untuk membungkam situs miliknya, termasuk munculnya artikel-artikel yang menjelek-jelekkan dan menghasut dirinya yang ditulis oleh jurnalis-jurnalis AS.
Sebelum pindah ke North Carolina, Samir Khan pernah tinggal di New York dan dekat dengan pengelola serta anggota “Islamic Thinkers Society” (ITS) yang juga merupakan komunitas Islam yang concern dengan nasib dan perkembangan dunia Islam. ITS sendiri berulangkali berurusan dengan polisi New York karena aksi-aksi mereka yang dikenal vocal dan berani, termasuk ketika mendemo Amina Wadud yang menyelenggarakan Jum’atan ‘aneh’ di tengah-tengah kota New York. Namun lagi-lagi yang menjadi permasalahan adalah adanya tuduhan teroris yang langsung dialamatkan kepada siapapun yang aktif menyuarakan Islam dan memberitakan jihad kaum Muslimin. Ironis!
Seorang seperti Samir Khan, bagi otoritas AS sangatlah berbahaya. New York Times menyebutnya sebagai “semacam stasiun relay Barat untuk produksi multimedia dari kelompok Islam militan.”
Media-media AS melabeli Khan sebagai seorang ekstrimis atau Muslim Radikal. Masih menurut New York Times, Khan mulai beraktivitas sejak tahun 2005 dengan nama “Inshaallahshaheed” dari rumah orangtuanya di Charlotte, NC, AS.
Samir Khan, Sosok di Balik “Inspire”
Beliau adalah sosok di balik penerbitan majalah Al Qaeda AQAP “Inspire” yang telah terbit hingga 7 edisi. Di edisi 7, edisi terakhir yang beliau sempat kerjakan, Samir Khan mengatakan bahwa Al Qaeda telah berhasil merebut hati dan pikiran ummat Islam.
Di edisi ke-7 Inspire, Samir Khan berwasiat bahwa media jihad adalah komponen perang melawan AS yang sama pentingnya dengan serangan sebenarnya terhadap mereka. Beliau menegaskan bahwa Al Qaeda telah memenangkan tahap awal dari pertempuran hati dan pikiran kaum Muslimin, sehingga memastikan bahwa ideologi organisasi akan terus hidup.
Selain ahli dalam bidang situs dan blog, Samir Khan juga piawai dalam menulis. Banyak tulisan dan artikel beliau bisa kita temukan, salah satunya berjudul “Refuting the Conspiracies Surrounding As-Sahab Media”, sebuah penjelasan yang menghantam teori-teori konspirasi 9/11 dan tuduhan terhadap As Sahab Media.
Di Inspire ke-7 yang khusus dibuat untuk mengenang peristiwa bersejarah 9/11, beliau menulis sebuah artikel berjudul “Konflik Media”. Beliau menyimpulkan bahwa ada empat elemen kunci yang memungkinkan Al Qaeda mencapai kemenangan dalam perang media, yakni teknologi cerdas dalam operasi media Al Qaeda, kegagalan AS dalam menanggapi propaganda Al Qaeda, media AS merusak citra di opini publik Muslim, dan kecurigaan umum terhadap Muslim dalam pandangan AS.
Kini, Sang Mujahid Media itu telah mendapatkan apa yang selama ini diinginkannya (sebagaimana namanya di dunia maya “Inshaallahshaheed”) syahid di jalan Allah SWT. Semoga Allah SWT., menempatkan beliau di tempat yang mulia dan tinggi, di surga Firdaus, Insya Allah. Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/arrahmah.com)