NEW DELHI (Arrahmah.com) – Ribuan rakyat India merencanakan protes lanjutan di Tahun Baru dengan terhadap undang-undang kewarganegaraan, meskipun Perdana Menteri Narendra Modi terus berupaya untuk meredam demonstrasi yang telah berjalan selama hampir tiga minggu ini.
India telah diguncang oleh protes sejak 12 Desember, ketika pemerintah mengeluarkan undang-undang yang memudahkan jalan bagi minoritas non-Muslim dari negara tetangga mayoritas Muslim di Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan untuk mendapatkan kewarganegaraan India.
Dikombinasikan dengan penentangan terhadap daftar warga negara yang diusulkan, banyak orang India khawatir tindakan itu akan mendiskriminasikan komunitas Muslim yang minoritas dan merusak konstitusi sekuler negara itu.
Para pengunjuk rasa merencanakan setidaknya tiga demonstrasi di New Delhi, termasuk daerah Shaheen Bagh, di mana ratusan warga telah memblokir jalan raya utama selama 18 hari.
Pembacaan puisi dan pidato direncanakan oleh penyelenggara di sebuah protes di luar Universitas Jamia Millia di New Delhi, yang diserbu oleh polisi bulan ini.
“Resolusi Tahun Baru untuk membela konstitusi,” baca jadwal protes lain yang direncanakan di New Delhi, yang saat ini berada dalam cengkeraman musim dingin terdingin kedua dalam lebih dari satu abad.
Polisi mengatakan mereka berencana untuk mengerahkan pasukan tambahan di New Delhi pada Malam Tahun Baru, dengan pembatasan lalu lintas diberlakukan di beberapa bagian ibukota.
“Semua tindakan pencegahan telah dilakukan,” kata pejabat polisi Chinmoy Biswal, yang mengawasi bagian tenggara kota yang mencakup Shaheen Bagh dan Universitas Jamia Millia.
“Baru-baru ini, tidak ada insiden. Jadi kami berharap semuanya akan tetap baik-baik saja,” tuturnya kepada Reuters.
Di kota selatan Hyderabad, setidaknya dua kelompok kecil demonstran telah mengorganisir protes kilat, untuk menutupi pembatasan polisi pada pertemuan yang lebih besar.
Biasanya, sekitar sepuluh demonstran muncul di tempat-tempat umum, seperti mal dan kedai kopi, memegang plakat dan mendorong orang yang lewat untuk bergabung, seorang anggota dari salah satu kelompok, yang telah mengadakan 11 protes, mengatakan kepada Reuters.
“Setiap hari, kami melakukan sesuatu, di suatu tempat,” kata orang tersebut, yang mencari anonimitas karena alasan keamanan, menambahkan bahwa protes lain direncanakan akan digelar pada Selasa malam.
Ketiga kota telah menyaksikan protes besar dan damai terhadap Citendens Amendment Act (CAA) dan National Citizens Register (NRC), yang merupakan bagian dari manifesto pemilihan partai nasionalis Hindu yang berkuasa pimpinan Modi.
Tetapi beberapa protes berubah menjadi kekerasan, khususnya di negara bagian utara Uttar Pradesh yang padat penduduk, dan sedikitnya 25 orang tewas dalam bentrokan dengan polisi sejak awal Desember.
Awalnya terperangah oleh skala protes, Partai Bharatiya Janata (BJP) telah berjuang untuk memadamkan kemarahan publik, dimana Modi menyatakan bahwa tidak ada diskusi tentang NRC.
BJP juga telah meluncurkan upaya, yang didukung oleh kampanye media sosial, untuk menjelaskan bahwa CAA tidak diskriminatif dan diperlukan untuk membantu minoritas non-Muslim yang dianiaya di tiga negara tetangga. (Althaf/arrahmah.com)