KIEV (Arrahmah.id) — Sejumlah kelompok relawan dari berbagai negara dan haluan ideologi menyatakan siap membantu Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia. Kesediaan itu diberikan untuk menjawab permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang memohon warga dunia dari berbagai negara untuk menjadi sukarelawan asing.
Komandan Muslim Tatar Krimea Isa Akaev, pemimpin batalion sukarelawan di Krimea, tercatat menjawab seruan itu. Dia malah menyerukan Muslim Rusia untuk bergabung dengan pihak Ukraina.
Sebelumnya, Komandan batalyon Chechnya “Dzhokhar Dudayev”, Adam Osmaev, merilis video pernyataan akan memerangi Rusia yang mengirim pasukan Chechnya ke Ukraina.
Pengusaha Tariq Al Jasem dari Aleppo yang menjalankan bisnis di Ukraina pun tercatat mengumumkan pembentukan faksi untuk melawan pasukan Rusia di Ukraina usai dia merilis video dukungannya kepada Ukraina di Twitter
“Kami akan membela diri sampai akhir. Saya tidak akan membiarkan rumah saya dihancurkan lagi (oleh Rusia),” ungkap Tariq dalam videonya, seperti dilansir OGN (28/2/2022).
Selain Tariq, sejumlah suporter sepakbola pun menyatakan membentuk kelompok mereka sendiri untuk membantu Ukraina. Kelompok bersenjata yang berasal dari pendukung sepakbola FC Metalist Kharkiv, FC Vorskla Poltava, FC Arsenal Kiev nampak menyatakan dukungan langsung mereka.
Bukan hanya kelompok, beberapa individu dari berbagai negara pun terlihat ikut bergabung.
Pavlo Serdiuk, warga negara Irlandia, bersama beberapa pria lainnya nampak melakukan salam perpisahan dengan keluarga mereka masing-masing di bandara Dublin, Senin (28/2), lansir RTE.
Menyikapi adanya tanggapan dari sukarelawan, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba meminta para warga asing yang bersedia bergabung dengan tentara sukarelawan untuk menghubungi misi diplomatik Ukraina di negara masing-masing.
“Orang asing yang bersedia membela Ukraina dan ketertiban dunia sebagai bagian dari Legiun Internasional Pertahanan Teritorial Ukraina, saya mengundang Anda untuk menghubungi misi diplomatik asing Ukraina di negara Anda masing-masing. Bersama-sama kita mengalahkan Hitler, dan kita juga akan mengalahkan Putin,” tulis dia di Twitter merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Zelensky telah berbicara kepada warga negara asing bahwa serangan Rusia bukan hanya invasi terhadap Ukraina, tetapi awal perang melawan Eropa.
Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa siapa pun yang ingin bergabung dalam pertempuran dan berdampingan dengan Ukraina dipersilakan untuk melakukannya.
“Kepemimpinan Ukraina mengundang semua orang asing yang ingin bergabung dengan perlawanan terhadap penjajah Rusia dan untuk melindungi keamanan dunia agar datang ke negara kita dan bergabung dengan barisan Pasukan Pertahanan Teritorial. Sebuah unit asing terpisah sedang dibentuk–Legiun Internasional Pertahanan Teritorial Ukraina,” katanya, seperti dikutip CNN, Senin (28/2).
Sejak Rusia melancarkan serangannya, negara-negara anggota NATO telah berjanji untuk memasok senjata ke Ukraina. Namun, blok tersebut mengumumkan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk mengirim pasukan–membuat Zelensky mengeklaim bahwa Ukraina dibiarkan mempertahankan diri sendirian.
Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan peluncuran operasi militer dengan kebutuhan mendesak untuk “demiliterisasi Ukraina” untuk melindungi republik Donbass dan untuk memastikan bahwa Rusia tidak akan ditempatkan di bawah ancaman NATO dari wilayah Ukraina. Barat telah menanggapi serangan tersebut dengan memberlakukan sanksi baru yang keras terhadap Rusia. (hanoum/arrahmah.id)