PONTIANAK (Arrahmah.com) – Aksi saling dorong warnai pencairan program bantuan langsung tunai (BLT) tahap pertama untuk wilayah Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, di Kantor PT. Pos Indonesia Cabang Pontianak, Senin (27/4).
Warga penerima BLT mulai mendatangi Kantor Pos Indonesia Cabang Pontianak, pukul 06:00 WIB, karena banyaknya jumlah masyarakat yang mendatangi kantor pos itu, antrian panjang tidak terelakkan meskipun pihak kantor pos telah menyiapkan empat loket.
Kamilah (35) salah seorang warga Desa Arang Limbung, nyaris pingsan karena terhimpit oleh warga lainnya yang berebutan untuk mencapai loket, beruntung ia ditolong oleh petugas kepolisian yang sedang bertugas di lokasi pencairan BLT tersebut.
“Hampir tujuh jam saya ikut antri, baru dipanggil oleh petugas,” katanya.
Ia mengatakan, uang yang ia terima akan digunakan untuk membeli beras dan biaya sekolah kedua anaknya yang saat ini masih bangku sekolah menengah pertama.
“Sebenarnya yang dapat BLT suami saya, Sahruji, karena dia saat ini jadi TKI di Malaysia sehingga saya yang mengambilnya,” kata ibu dua anak itu yang bekerja sebagai buruh tani.
Hal senada juga diakui oleh, Fatimah (35) warga Desa Arang Limbung yang mengalami nasib kurang beruntung dibanding Kamilah karena ia tidak diperbolehkan mengambil BLT atas nama suaminya.
“Sudahlah datang jauh-jauh untuk mencairkan BLT, malah tidak diperbolehkan mengambil BLT,” ujarnya.
Ia mengatakan, untuk datang ke PT. Pos Indonesia Cabang Pontianak, ia harus merogok kocek Rp30 ribu untuk ongkos ojek.
“Suami saya lagi kerja sebagai buruh bangunan sehingga diwakilkan ke saya,” katanya.
Wakil Kepala PT. Pos Indonesia Cabang Pontianak, Ahmad Gatot, mengatakan sebenarnya warga tidak perlu antri seperti hari ini karena batas waktu pencairan BLT hingga akhir April mendatang.
“Kami berharap warga lebih tertib saat menunggu namanya dipanggil untuk pencairan BLT dan tidak perlu berdesak-desakan serta saling dorong,” katanya.
Data dari PT. Pos Indonesia Cabang Pontianak, penerima BLT di Desa Sungai Raya, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, sebanyak 1.671 KK, Desa Arang Limbung 1.151 KK, Desa Limbung 1.077 KK, Teluk Kapuas 508 KK.
Kemudian Desa Kapuas 1.045 KK, Kuala Dua 2.066 KK dan Desa Sungai Ambangah sebanyak 741 KK.
Sungguh menyedihkan. Semakin banyak BLT yang diturunkan semakin banyak pula rakyat miskin yang harus jadi korban.
Banyaknya uang yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka melaksanakan tanggung jawabnya untuk ‘menyuap orang miskin’ hanyalah usaha yang sia-sia. BLT tidak lain hanyalah salah satu upaya para kapitalis untuk menyumbat mulut orang miskin supaya tidak bersuara ketika harga BBM dan harga komoditas lainnya dinaikan. (Althaf/antara/arrahmah.com)