KABUL (Arrahmah.com) – Pasukan pimpinan Amerika telah mengakui bahwa sedikitnya enam warga sipil Afghanistan tewas dalam serangan udara yang mereka lakukan pekan lalu di provinsi selatan Helmand.
ISAF NATO pada Selasa (8/5/2012) membenarkan kematian para korban, semua dari anggota keluarga yang sama, dalam serangan 4 Mei lalu.
“Dari penyelidikan, kami dapat mengkonfirmasi insiden itu dan akan secara resmi meminta maaf dalam beberapa hari untuk keluarga korban,” kata Letnan Kolonel Stewart Upton dari komando ISAF bagian barat daya.
Kantor Gubernur Provinsi Helmand mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa keluarga tewas dalam serangan udara Jumat lalu setelah pos pemeriksaan ISAF diserang di distrik Sangin.
“Sangat disayangkan enam anggota keluarga termasuk dua anak laki-laki, tiga perempuan dan satu perempuan paruh baya tewas akibat insiden tersebut,” kata pernyataan itu.
Puluhan warga sipil tewas dalam pemboman NATO di beberapa provinsi dalam beberapa hari terakhir, tambahnya.
Pada hari Senin, Presiden Afghanistan Hamid Karzai memperingatkan komandan militer NATO dan duta besar AS bahwa kematian warga sipil mengancam perjanjian strategis yang baru ditandatangani antara Kabul dan Washington.
Karzai mengatakan kepada Komandan ISAF Jenderal John Allen dan Duta Besar AS Ryan Crocker bahwa jika kehidupan Afghanistan tidak dilindungi, kesepakatan itu akan “kehilangan maknanya.”
Pada tanggal 1 Mei Karzai menandatangani Perjanjian Kemitraan Strategis dengan Presiden AS, Barack Obama. Perjanjian ini memperluas kehadiran militer AS di Afghanistan satu dekade di luar penarikan militer asing pada tahun 2014.
Iran dan beberapa negara regional lainnya telah menyatakan keprihatinan tentang perjanjian kontroversial yang akan memungkinkan ribuan tentara AS untuk tetap berada di Afghanistan sampai setidaknya 2024.
Ratusan warga sipil telah tewas dalam operasi pimpinan salibis Amerika di berbagai bagian Afghanistan selama beberapa bulan terakhir.
Amerika Serikat meluncurkan serangan udara di lokasi perumahan Afghanistan, dan terus berdalih bahwa pihaknya menargetkan militan. Namun, sumber lokal menunjukkan bahwa korban utama dari serangan pimpinan-AS adalah warga sipil. (althaf/arrahmah.com)