SANA’A (Arrahmah.com) – Ali Abdullah Saleh akhirnya mengundurkan diri pada Senin (27/2/2012) setelah memimpin selama 33 tahun. Langkah ini menjadikannya sebagai pemimpin Arab keempat yang jatuh dalam satu tahun demonstrasi massa yang telah mengguncang wilayah tersebut.
Sambil berdiri di depan kerumunan anggota parlemen, pemimpin suku dan pejabat asing di istana kepresidenan di Sana’a, Saleh secara resmi menyerahkan kekuasaan pada wakil presiden Mansur Abdrabuh Hadi. Ia pun berjanji untuk mendukung upaya untuk “membangun kembali” negara yang masih belum pulih dari bulan kekerasan.
“Saya menyerahkan bendera revolusi, republik, kebebasan, keamanan, dan stabilitas pada tangan yang aman,” kata Saleh saat ia berdiri di samping Hadi dan menyampaikan pidato perpisahan yang disiarkan langsung melalui televisi pemerintah.
Koalisi oposisi utama, Forum Bersama, yang saat ini memimpin pemerintah sementara, memboikot upacara penyerahan itu. Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam (26/2) bahwa Hadi resmi menjadi presiden setelah memenangkan pemilu 21 Februari, bukan karena Saleh menyerahkan jabatannya.
Hadi akan menjadi penguasa Yaman setidaknya untuk jangka waktu dua tahun di bawah rencana transisi yang dimediasi oleh negara-negara Teluk dan ditandatangani oleh Saleh pada November lalu setelah 10 bulan protes menuntut kejatuhannya.
Saleh mengklaim akan mendukung Hadi dan mendesak warga Yaman untuk mengikuti kepemimpinan Hadi dalam perjuangannya melawan terorisme.
“Tidak ada tempat untuk terorisme,” kata Saleh.
Sementara itu, Hadi mengatakan ia berharap bahwa setelah dua tahun menjabat, Yaman bisa memiliki transisi yang damai. (althaf/arrahmah.com)