AMMAN (Arrahmah.com) – Beberapa hari terakhir telah terlihat peningkatan aktivitas gerakan Salafi-Jihadi di Yordania, yang telah dimulai saat mengadakan protes besar di pusat ibukota.
Dua aksi unjuk rasa digelar di Amman selama seminggu terakhir dan rencananya satu lagi aksi akan diadakan pada Minggu (13/3/2011). Salafi Jihadi menuntut pembebasan tahanan Muslim dari penjara thagut Yordania dan pelaksanaan syariah Islam di negara tersebut.
Protes menampilkan simbol-simbol jihadi secara terang-terangan, seperti panji-panji hitam Negara Islam Irak yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam aksi unjuk rasa di Yordania.
Protes Salafi Jihadi pertama, yang berlangsung pada 1 Maret di luar mesjid terbesar di Amman, dihadiri oleh sekitar 500 orang yang menuntut dibebaskannya tahanan Muslim. Mereka meneriakkan slogan menentang demokrasi dan sekulerisme dan mendukung penegakan syariah Islam dan jihad, seperti, “Tidak ada Undang-undang alternatif selain hukum Allah” dan “Jihad adalah jalan kami”. Menurut laporan, pendemo terlibat bentrok dengan kepolisian dan mereka dituduh didanai oleh Uni Eropa dan AS.
Seorang tokoh terkemuka dalam aksi tersebut adalah Abu Muhammad Al Tahawi, salah seorang pemimpin gerakan Salafi Jihadi di Yordania. Dia dikenal memiliki hubungan dekat dengan Syeikh Abu Muhammad Al Maqdisi yang ditahan beberapa bulan lalu oleh otoritas Yordania.
Demonstrasi kedua terjadi hanya berselang lima hari kemudian, pada tanggal 6 Maret, di luar kantor Kerajaan dan markas pemerintah. Acara ini dihadiri sekitar 300 orang, yang mengibarkan bendera hitam, menegaskan kembali tuntutan untuk pembebasan tahanan dan juga untuk menyerang AS dan Israel dan menyeru “pejuang jihad di Mesir, Tunisia, Libya dan Yaman untuk melaksanakan hukum Islam dan Al Qur’an”.
Mereka meneriakkan slogan dukung Abu Muhammad Al Maqdisi dan slogan lainnya, seperti “Rakyat menginginkan hukum Al Qur’an” dan “Khaybar, Khaybar ya Yahudi, tentara Muhammad akan kembali”.
Diantara para pendemo adalah mantan tahanan yang memprotes penyiksaan dan penghinaan yang mereka katakan dialami oleh para islamis di penjara Yordania, termasuk cambukan dan mencukur kepala dan janggut.
Abu Muhammad Al Tahawi, yang menghadiri demonstrasi ini juga, menyerukan pembebasan tahanan Yordania yang ditahan di Irak dan Suriah dan mencela penahanan Abu Muhammad Al Maqdisi, mengatakan bahwa itu melayani kpentingan AS dan negara Yahudi.
Dalam sebuah wawancara dengan Al JAzeera, ia mengatakan bahwa petugas dan agen intelijen Yordania telah mengatakan kepadanya untuk membatalkan demonstrasi dan bahkan mengancam akan mematahkan lengan dan kaki dan melakukan yang sama kepada pemimpin Salafi Jihadi lainnya, jika demonstrasi berlangsung. Al Tahawi berjanji bahwa gerakannya akan terus berlangsung sampai tahanan dibebaskan dan mengumumkan bahwa protes berikutnya akan berlangsung pada 13 Maret mendatang.
Pembicara lain dalam demo mengecam raja Yordania, tanpa secara eksplisit menyebutkan namanya, mengatakan “Kami mencela tiran untuk apa yang mereka….mereka adalah orang-orang yang telah merusak bangsa Muslim.” Dia menambahkan bahwa Salafi Jihadi membusuk di penjara tanpa alasan, sementara orang yang mencuri tanah dari suku Yordania dan loyal kepada Kristen dan Yahudi tinggal di Istana. Demonstrasi berlangsung selama satu jam dan aparat keamanan Yordania menjaga ketat berlangsungnya aksi unjuk rasa.
(haninmazaya/arrahmah.com)