JENEWA (Arrahmah.com) – Beberapa informasi datang dari mantan tahanan di Suriah yang menguatkan dugaan kematian massal dalam tahanan rezim Suriah yang telah diungkap oleh seorang mantan militer Suriah, Human Rights Watch melaporkan pada Kamis (14/8/2014).
Empat mantan tahanan yang dibebaskan dari penjara militer Sednaya tahun 2014 menjelaskan tentang kematian massal dalam tahanan dan kondisi penjara yang keras, dimana kesaksian ini cocok dengan tuduhan seorang mantan militer yang membelot dari rezim Suriah, yang memotret ribuan mayat di rumah sakit militer di Damaskus.
(Punggung memar dari “Samir,” mantan perwira pasukan khusus rezim Suriah, yang menghabiskan waktunya selama 30 bulan dalam tahanan, yang sebagian besar berada di penjara Sednaya, di mana ia menggambarkan penderitaannya akibat pemukulan dan kondisi yang keji di penjara itu, dan dia telah menyaksikan kematian beberapa tahanan di tahanan. Foto diambil 9 Juli 2014 di Turki. © 2014 Human Rights Watch)
Pada bulan Januari, tim pengacara internasional senior dan ahli forensik menerbitkan sebuah laporan yang menyimpulkan bahwa pemerintah Suriah telah secara sistematis menyiksa dan membunuh para tahanan.
Menurut laporan itu, seorang militer yang membelot, dengan nama samaran Caesar, telah mengambil sebanyak 55,000 foto-foto sekitar 11.000 mayat di rumah sakit militer dan lokasi lainnya di Damaskus. Jenazah-jenazah itu menunjukkan tanda-tanda kelaparan, pemukulan brutal, pencekikan dan bentuk-bentuk penyiksaan dan pembunuhan.
“Ke empat tahanan yang baru dibebaskan itu telah kami wawancarai untuk memberikan kredibilitas lebih lanjut untuk menguatkan bukti tentang kematian massal di penjara Suriah,” kata Ole Solvang, peneliti senior untuk kondisi darurat di Human Rights Watch.
“Kematian massal dalam tahanan itu akan menjadi salah satu kejahatan pertama yang harus mereka pertanggungjawabkan,” tegas Solvang.
Dua mantan tahanan itu mengatakan bahwa mereka telah melihat mayat-mayat yang diambil dari Penjara Sednaya dan dibawa ke rumah sakit militer Tishreen, yang juga dikenal sebagai Rumah Sakit 607, di Damaskus utara, menguatkan klaim Caesar tentang beberapa mayat yang dikumpulkan di rumah sakit, tempat di mana ia memotret mayat-mayat tersebut.
“Bukti kejahatan pemerintah Suriah telah didokumentasikan dengan baik, namun foto-foto ini merupakan bukti lebih lanjut yang menguatkan tentang tindakan mengerikan pemerintah terhadap lawan-lawannya,” kata Solvang.
(ameera/arrahmah.com)