JAKARTA (Arrahmah.com) – Koordinator lembaga solidaritas perjuangan untuk Palestina, Sahabat Al Aqsha menghimbau kepada umat Islam dalam membela dan memperjuangkan Palestina jangan mendasarinya karena alasan kemanusiaan.
” Harus karena Allah, dan ini bukan saya yang mengkonsepkan tetapi al-Qur’an yang mengarahkan seperti itu” Kata zikrullah W. Pramudya ditengah bedah buku “Palestina kewajiban yang terlupakan” karya Syaikh Raghib As Sirjani dalam rangkaian acara Grand launching Ar Rahman Qur’anic Learning (AQL) Islamic center, Tebet Utara, Jakarta, Sabtu (14/7).
Lanjutnya, sebab kalau hanya didasarkan oleh kemanusiaan maka kaum Muslimin belum apa-apa jika dibandingkan dengan relawan-relawan non Muslim di Palestina yang mendedikasikan hidupnya untuk membela hak-hak warga Muslim palestina, seperti pendampingan petani dalam menguasai tanah dan pendampingan anak-anak sekolah yang hendak diperiksa Israel.
“Kita bisa kalah dibanding Rachel Corrie dan lainnya” ujar Zikru.
Lebih dari itu, menurut Zikru, Syaikh Raghib dalam buku tersebut ketika membahas bab kembali kepada Allah, menekankan pentingnya meluruskan niat berjuang membantu Palestina karena Allah. Karena tanpa adanya pelurusan niat akan berefek pada tiga hal. Pertama adalah perjuangan akan bersifat musiman. Kedua, apa yang dilakukan tidak akan tersambung dengan mujahidin Palestina yang di shaf terdepan, serta ketiga tidak akan mendapatkan pahala karena niat yang salah.
“Sedangkan niat menurut Imam Nawawi Rahimahullahmerupakan setengah dari Islam” ungkapnya sembari mengutip syarah hadist tentang niat oleh Imam Nawawi.
Dan hal itu, menurut Zikru, yang disaksikan oleh dia selama tiga minggu di Palestina bahwa pekerjaan utama yang dilakukan oleh Hamas bukanlah berperang. Melainkan membina dan membangun seluruh masyarakat untuk kembali total kepada Allah. Sebab Hamas, sambung Zikru, meyakini bahwa sehebat apapun senjata dan strategi yang Hamas miliki, tidak akan mampu memperoleh kemenangan melawan Israel tanpa pertolongan Allah.
“Sedangkan untuk mendapatkan nasrun minallah wa fathun qorib ada syaratnya, syaratnya ada di 20 sub judul dibuku ini” tuturnya.
Begitu juga, lanjut Zikru, bila memperhatikan fenomena masyarakat Palestina yang tetap tabah dan tenang hidup di negeri yang memiliki sarana dan prasarana terbatas akibat blokade yang dilakukan Israel . Melampaui teori sosial, kata Zikru, bahwa masyarakat akan berontak kepada pimpinannya yang tidak mampu memberikan kesejahteraan.
“Tetapi hal itu tidak dilakukan masyarakat di Palestina, sebab mereka menyandarkan pertolongan hanya kepada Allah” ungkapnya.
Sebelumnya Zikru menjelaskan, bahwa dalam buku gubahan Syaikh Raghib ada 21 sub bab terkait keimanan yang menurutnya bersifat fardhu ain (kewajiban individu yang tidak bisa diwakilkan), dan 152 Sub bab mengenai gerakan yang bersifat fardhu kifayah (kewajiban kolektif yang dapat diwakilkan).
“21 sub bab tersebutlah yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Jika, 21 sub bab tersebut tidak dimiliki, kita tidak sama dengan orang-orang non muslim yang memperjuangkan pula Palestina” imbuhnya.
Sub bab tersebut diantaranya, Kembali total kepada Allah,memahami persoalan seutuhnya, bersungguh-sungguh mengobarkan ruh jihad, berjihad dengan harta, menerapkan syari’at Allah, dan membatalkan pengakuan negara Israel.
“terkait pembatalan pengakuan israel bukanlah persolan politik, melainkan persoalan akidah” jelas zikru.
Dilanjutkan bab mengenai menyerukan arti penting persatuan dan menghindari umat dari perpecahan, menjadikan do’a sebagai salah satu faktor penting dalam mendapatkan pertolongan Allah dan selalu mengingat permasalahan krisis Palestina, mengeluarkan fatwa berkaitan permasalahan palestina, mengajak umat untuk berjihad dengan harta, menjaga semangat umat untuk pergi ke medan jihad, menciptakan pemuda yang tumbuh dalam nafas ibadah kepada Allah, menanamkan niat untuk berjihad di jalan Allah dengan pijakan Palestina, mengajak umat untuk kembali total kepada Allah.
Ia juga sempat menjelaskan tentang bab Pemuda, bahwa ulama palestina sudah mengkonsep perjuangan harus digerakkan oleh para Pemuda yang terbina agamanya.
“Karena ulama meyakini, tidak akan menang jika perjuanganya bukan digerakkan oleh pemuda yang tumbuh dalam nafas Ibadah,” jelas Zikru. (bilal/arrahmah.com)