JAKARTA (Arrahmah.com) – Surat elektronik yang sampai ke redaksi arrahmah.com menyebutkan bahwa telah dimulai peletakan batu pertama pembangunan Madrasah Islamiyah Malaysia-Indonesia di kamp pengungsi Deiril Balah, Gaza Tengah, Ahad (26/5/2013).
Acara dihadiri oleh, Ketua Umum Sahabat Al-Aqsha, Wakil HALUAN Malaysia, Menteri Waqaf dan urusan urusan keagamaan Palestina , dan Direktur Al-Sarraa Foundation.
Pembangunan madrasah setingkat SD-SMP ini memerlukan biaya sekitar Rp 2 miliar. Masyarakat Indonesia dan Malaysia membantu amanah ini lewat Sahabat Al-Aqsha, Radio Rodja, dan HALUAN Malaysia. Jika Allah izinkan, sekolah ini akan menjadi tempat belajar antara 750 sampai 800 orang anak yang terutama bermukim di kamp pengungsi Deiril Balah.
Pada acara tersebut Dr Ismail Ridwan Menteri Waqaf dan Urusan Keagamaan Palestina di Jalur Gaza , mengutarakan bahwa, “Batu pertama ini kita niatkan bukan cuma membangun fisik gedungnya, tapi kita bangun manusianya yang akan menyongsong kemenangan Al-Aqsha dan Palestina,” demikian diantara kalimat yang disampaikan.
Jalur Gaza sudah tujuh tahun dikepung pasukan Zionis Israel di sepanjang perbatasan darat dan laut. Dalam beberapa kali serangan besar yang dilakukan Zionis, lebih dari seratus sekolah mengalami kerusakan, belasan diantaranya hancur total. Akibatnya, kebanyakan gedung yang dipakai sekolah di Gaza, dipakai secara bergiliran antara sekolah pagi dan sore, kadang ditambah giliran ketiga malam harinya.
( azmuttaqin/arrahmah.com)