OMAN (Arrahmah.com) – Muhammad Yusuf Nabong menjadi terasing dari keluarganya, harus putus dengan pacarnya, dan menyaksikan persahabatannya berakhir ketika ia memutuskan untuk memeluk Islam, tapi ada satu hal yang membuat api harapannya tetap menyala di hatinya.
“Jika Anda meninggalkan sesuatu demi Allah, Dia akan memberi Anda lebih dari yang Anda harapkan, sebagai balasannya,” kata Muhammad Yusuf, mengenang ketika ia masih menjadi seorang Kristen dan dikenal sebagai Patrick John Nabong, sebagaimana dilansir oleh Times of Oman, Selasa (11/8/2015).
Dia tinggal di negara asalnya, Filipina, sebelum kemudian pindah ke Oman 2,5 tahun yang lalu.
Lahir dari orang tua Kristen yang taat – dan keduanya adalah penginjil- ia kemudian bercita-cita ingin menjadi seorang pendeta. Tapi saat mengamati Muslim yang berada di sekitarnya dan banyak pertanyaan yang ada dalam pikirannya tentang agama Kristen, hal itu kemudian menyalakan minatnya dalam mempelajari Islam.
Minatnya untuk memeluk Islam semakin membumbung tinggi saat ia pindah ke Oman dan berinteraksi dengan lebih banyak Muslim di sini.
“Muslim yang saya lihat di sini sangat berbeda dengan apa yang Anda lihat di TV,” kata Muhammad Yusuf. Dia mengungkapkan bahwa kebaikan dan kemurahan hati dari ummat Islam di Oman membantu menghilangkan keraguannya kepada Muslim.
Setelah mempelajari lebih banyak tentang Islam, ia mengaku menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya dan akhirnya ia memeluk Islam tahun lalu. Namun, ia harus menghadapi banyak pengorbanan sepanjang perjalanannya menjadi muallaf.
Ketika ia memutuskan untuk menjadi seorang Muslim, pacarnya mengatakan kepadanya bahwa ia akan putus dengannya.
“Saya takut memutuskan hubungan karena sudah berlangsung lama. Tapi pada saat yang sama, saya berpikir bahwa ini adalah keyakinan saya,” ungkap Muhammad Yusuf.
Dan mereka akhirnya putus ketika Yusuf masuk Islam.
Dia terus menjaga keyakinannya bahwa jika Anda meninggalkan sesuatu demi Allah, Allah akan memberikan balasan kepada Anda dengan yang lebih baik.
“Setelah saya menjadi seorang Muslim, saya bertemu dengan seorang akwat,” kata Muhammad Yusuf, “ia adalah seorang Muslimah dari Filipina yang tinggal di Oman.”
Mereka berencana untuk menikah dalam waktu dekat ini.
Masalah utama yang dihadapinya sekarang adalah keluarganya yang tidak mau menerimanya dan tidak menginginkan dia pulang ke rumah.
“Bahkan adik saya berhenti mengirimkan saya pesan setelah saya memeluk Islam,” katanya.
Namun, Muhammad Yusuf tidak kehilangan harapan dan terus berdoa agar situasi ini berubah karena ia percaya bahwa doa dapat memindahkan gunung.
Memeluk Islam telah memberinya ketenangan hati dan pikiran dan juga telah membantunya menghentikan beberapa kebiasaan buruk, seperti minum dan merokok.
“Dulu, ketika saya tidak stres, saya biasanya merokok tujuh hingga delapan batang sehari dan ketika saya stres, saya biasanya merokok sebungkus sehari,” katanya.
Dia juga menambahkan bahwa sekarang ia benar-benar percaya kepada ajaran Islam yang menganjurkan kita untuk tidak menyakiti diri sendiri.
Minum dan merokok berarti menyakiti diri sendiri dan bukan cara hidup seorang Muslim sejati, kata Muhammad Yusuf.
Beberapa teman-temannya juga tidak mau berbicara dengan Yusuf setelah ia menolak tawaran mereka untuk merokok atau minum minuman keras.
“Meskipun menghadapi semua ini, saya ikhlash. Semua orang akan mati kecuali Allah,” katanya.
Muhammad Yusuf berpesan kepada mereka yang tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang Islam adalah bahwa mereka tidak harus bergantung pada apa yang mereka lihat di TV.
Dia kecewa pada kenyataan bahwa ketika seorang Muslim melakukan kejahatan, penekanan diletakkan pada agamanya, tetapi ketika seorang pengikut agama lain melakukan kejahatan, ia hanya disebut dengan namanya.
Apakah penjara hanya diisi dengan Muslim? tanyanya.
Ia percaya bahwa orang harus belajar tentang Islam dari Al-Qur’an dan sumber-sumber utama lainnya dan dia merasa beruntung bahwa Pusat Informasi Islam Masjid Agung Sultan Qaboos memberikan dukungan kepadanya dan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaannya.
Mereka yang ingin beralih agama ke Islam, seharusnya mempelajari dulu agama mereka sendiri secara keseluruhan, dan kemudian buatlah sebuah keputusan.
“Jika kamu ingin memeluk Islam, jangan takut. Dia Hari Pengadilan (hari kiamat), kalian akan berdiri sendiri dihadapan Allah. Tidak ada orang tua, tidak ada teman yang bersamamu,” ungkap Muhammad Yusuf.
Semoga Allah selalu menjaga nyala hidayah dalam hatimu, akhy Yusuf, dan semoga rahmat Allah selalu menyertaimu. Aamiin…
(ameera/arrahmah.com)