ANKARA (Arrahmah.com) – Pengiriman baterai kedua rudal S-400 Rusia ke Turki selesai pada Ahad (15/9/2019) dimana sistem pertahanan udara kontroversial tersebut diperkirakan akan aktif beroperasi pada April 2020.
Upaya untuk memasang sistem rudal dan melatih personil militer untuk menggunakannya terus berlanjut, ujar pernyataan kementerian pertahanan Turki seperti dilansir Al Jazeera.
Peralatan S-400 pertama dikirim ke Ankara pada bulan Juli meskipun ada peringatan tentang kemungkinan sanksi Amerika Serikat atas pembelian tersebut.
Ankara dan Washington berselisih soal pembelian sistem S-400 Turki, yang menurut AS tidak kompatibel dengan pertahanan NATO dan merupakan ancaman bagi jet tempur siluman F-35 miliknya.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan kepada televisi CNN Turki pada Sabtu (14/9) bahwa S-400 akan diaktifkan meskipun AS terus mengeluarkan peringatan berulang kali.
“Mereka [pejabat AS] mengatakan kepada kami ‘jangan aktifkan mereka dan kami bisa menyelesaikannya’, tetapi kami mengatakan kepada mereka bahwa kami tidak membeli sistem ini sebagai alat bantu,” kata Cavusoglu, menambahkan Turki akan terbuka untuk membeli sistem rudal Patriot buatan AS juga.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada kantor berita Reuters pekan lalu bahwa dia bermaksud membahas pembelian rudal Patriot dengan Presiden AS Donald Trump bulan ini, dengan mengatakan ikatan pribadinya dengan pemimpin AS dapat mengatasi krisis yang disebabkan oleh S-400. (haninmazaya/arrahmah.com)