ANKARA (Arrahmah.id) — Delegasi Rusia dan Ukraina kembali dijadwalkan melakukan perundingan perdamaian pada Selasa, (29/3/2022) di Istanbul, Turki. Ini merupakan pertemuan tatap muka pertama antara kedua pihak dalam dua pekan terakhir.
Dalam rilis Kepresidenan Turki, pertemuan itu sendiri diadakan atas lobi dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Nantinya, Ankara berharap pertemuan itu dapat secepatnya menghentikan serangan Moskow ke Negeri Jirannya itu.
“Presiden Erdogan menggarisbawahi perlunya membangun gencatan senjata dan perdamaian antara Rusia dan Ukraina sesegera mungkin dan meningkatkan situasi kemanusiaan di kawasan itu dan menyatakan bahwa Turki akan terus berkontribusi dalam segala cara yang mungkin selama proses ini,” kata pernyataan Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov sempat bertemu “empat mata” di Ankara beberapa pekan lalu. Diskusi hanya menghasilkan gencatan senjata sementara dan koridor evakuasi warga.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya telah memberikan sinyal terkait persetujuannya atas permintaan Rusia yang menginginkan Kyiv tetap netral. Termasuk menjadi negara anti nuklir.
“Jaminan keamanan dan status netral, non-nuklir negara kami. Kami siap menerima ini. Ini poin terpenting. Ini adalah poin prinsip pertama untuk Federasi Rusia, seingat saya. Dan sejauh yang saya ingat, mereka memulai perang karena ini,” ujarnya dalam sebuah pidato sebagaimana dikutip CNN (28/3).
Namun Ukraina meminta warganya dilibatkan melalui referendum. Perdamaian bukan hanya di kertas tapi harus kongkret.(hanoum/arrahmah.id)