TEHERAN (Arrahmah.id) – Rusia, Turki dan Iran pada Selasa (19/7/2022) berjanji untuk melanjutkan kerja sama mereka untuk “menghilangkan teroris” di Suriah, dalam sebuah pernyataan trilateral setelah presiden mereka bertemu di Teheran.
Ketiga negara “menegaskan kembali tekad untuk melanjutkan kerja sama mereka yang berkelanjutan untuk pada akhirnya melenyapkan individu, kelompok, usaha, dan entitas teroris,” bunyi pernyataan itu, lansir AFP.
Mereka “menyatakan penentangan terhadap penyitaan ilegal dan transfer pendapatan minyak yang seharusnya menjadi milik Suriah”.
Mereka juga “menolak semua upaya untuk menciptakan realitas baru di lapangan dengan dalih memerangi terorisme, termasuk inisiatif pemerintahan sendiri yang tidak sah, dan menyatakan tekad mereka untuk menentang agenda separatis” di Suriah.
Pernyataan trilateral itu dirilis setelah Erdogan mendesak rekan-rekannya dari Rusia dan Iran untuk mendukung upayanya memerangi “terorisme” di Suriah.
Itu terjadi setelah dia akhir-akhir ini berulang kali mengancam akan melancarkan serangan militer terhadap pemerintahan semi-otonom Kurdi di timur laut Suriah yang kaya minyak.
Turki telah meluncurkan gelombang serangan ke Suriah sejak 2016, menargetkan para pejuang Kurdi serta kelompok ISIS.
Turki juga mendukung oposisi Suriah melawan pemerintah Presiden Bashar Asad.
Iran dan Rusia juga terlibat dalam konflik Suriah, tetapi mendukung, bukannya menentang, Asad.
“Harus dipahami dengan jelas bahwa tidak ada ruang di masa depan wilayah kami untuk organisasi teror separatis,” kata Erdogan di KTT.
“Kami akan melanjutkan perjuangan kami melawan organisasi teroris di masa mendatang,” tambahnya.
Namun pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan kepada pemimpin Turki dalam pertemuan pra-KTT bahwa serangan baru Turki terhadap Kurdi di Suriah akan “merugikan” untuk wilayah tersebut.
Dia menyerukan agar masalah ini diselesaikan melalui dialog antara Ankara, Damaskus, Moskow dan Teheran.
Tidak segera jelas apakah pernyataan trilateral di akhir KTT mencerminkan perubahan posisi Iran dalam serangan Turki. (haninmazaya/arrahamh.id)