MOSKOW (Arrahmah.id) – Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah memerintahkan peningkatan produksi senjata untuk perang di Ukraina, kementeriannya mengatakan, beberapa hari setelah Amerika Serikat menyetujui paket bantuan militer bernilai milyaran dolar yang tertunda untuk pemerintah Ukraina.
Dalam sebuah pertemuan pada Rabu (1/5/2024), dengan para petinggi militer Rusia, Shoigu mengatakan bahwa volume, kualitas dan kecepatan produksi senjata perlu ditingkatkan, dan juga memerintahkan perbaikan unit-unit di garis depan di timur dan selatan Ukraina untuk meningkatkan efisiensi mereka, kata Kementerian Pertahanan di aplikasi pesan Telegram.
“Untuk mempertahankan kecepatan serangan yang diperlukan, perlu untuk meningkatkan volume dan kualitas senjata dan peralatan militer yang dipasok ke pasukan, terutama senjata,” kata Shoigu, seperti dilaporkan Al Jazeera.
Sementara pasukan Rusia maju di titik-titik penting di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 km, beberapa pejabat Rusia telah menyatakan keprihatinannya bahwa dukungan AS akan meningkatkan konflik.
Pasukan Ukraina kehabisan amunisi. Kalah jumlah, mereka terpaksa mundur secara taktis dari setidaknya tiga desa di bagian timur negara tersebut.
Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskii, panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina, memperingatkan pada Ahad bahwa negara ini berisiko kehilangan lebih banyak wilayah jika sekutu Baratnya tidak mengirimkan senjata dengan cepat.
Rusia telah merebut sekitar setengah lusin desa di wilayah Donetsk dan memperkuat posisi medan perang di wilayah Kharkiv.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa anggota-anggota aliansi militer tersebut gagal memberikan apa yang mereka janjikan kepada Ukraina tepat waktu.
“Penundaan yang serius dalam dukungan berarti konsekuensi yang serius di medan perang,” kata Stoltenberg dalam sebuah konferensi pers di Kiev pada Senin bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Pada 24 April, Presiden AS Joe Biden menandatangani bantuan militer senilai lebih dari $61 milyar untuk Ukraina, termasuk berbagai artileri, sistem roket, amunisi anti-tank dan amunisi.
Zelenskyy mengatakan bahwa senjata-senjata penting AS mulai tiba di Ukraina dalam jumlah kecil, tetapi pengirimannya perlu lebih cepat untuk menghadapi pasukan Rusia yang terus maju.
Militer Rusia menyerang markas komando kelompok selatan tentara Ukraina, yang berbasis di pelabuhan Odesa, kata kementerian pertahanan pada Rabu, tetapi tidak memberikan rinciannya.
Sementara jaksa penuntut Ukraina mengatakan bangunan tempat tinggal dan infrastruktur sipil rusak di Odesa dalam serangan semalam, komando militer selatan mengatakan gedung-gedung administrasi dan tempat tinggal, serta institusi medis dan pendidikan terkena serangan. (haninmazaya/arrahmah.id)