SINAI (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev mengakui pada Senin (9/11/2015) bahwa kecelakaan pesawat di Semenanjung Sinai Mesir yang menewaskan 224 orang kemungkinan merupakan serangan “teroris”.
“Kemungkinan aksi ‘teror’ ini tentu saja ada sebagai alasan untuk apa yang terjadi,” ujarnya dalam sebuah wawancara dengan harian Rossiyskaya Gazeta yang diterbitkan pada Senin (9/11) malam seperti dilansir Al Arabiya.
Sementara itu, pejabat-pejabat Rusia yang dipantau oleh intelijen AS yakin bahwa pesawat tersebut jatuh di Sinai karena adanya ledakan bom, ujar sumber AS yang tidak ingin disebutkan namanya pada Senin (9/11).
Sumber AS lainnya mengatakan baik Rusia maupun Mesir tidak mau menerima tawaran dari FBI untuk membantu mereka dalam penyelidikan kecelakaan itu. FBI telah menawarkan bantuan forensik dan layanan lain yang tidak dimiliki oleh Rusia dan Mesir, ujar Joshua Campbell, juru bicara FBI.
Mesir dan Rusia belum secara resmi mengumumkan penyebab kecelakaan. Kedua negara marah dengan penilaian oleh negara Barat yang mengatakan mengenai bom pada pekan lalu. Hal ini memicu gelombang pembatalan penerbangan asing menuju resor Laut Merah di Semenanjung Sinai.
Inggris dan Amerika Serikat serta peneliti internasional menduga bom meledak di pesawat, namun pejabat Mesir bersikeras mengatakan bahwa belum ada bukti dari serangan di pesawat. (haninmazaya/arrahmah.com)