MOSKOW (Arrahmah.com) – Draft resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Suriah tidak bisa diterima bagi Rusia karena tidak negaranya tidak ambil bagian dalam penyusunan draft tersebut, kantor berita Itar-Tass mengutip ungkapan seorang diplomat Rusia pada Jumat (27/1/2012).
Ucapan Wakil Menlu Rusia, Gennady Gatilve, ini merupakan sinyalemen terbaru bahwa Rusia, sebagai salah satu negara yang memegang hak veto dalam DK PBB, ingin mengubah draft yang mendukung Liga Arab untuk mendepak Presiden Suriah, Bashar al Assad.
Draft yang akan didistribusikan pada Dewan Keamanan pada hari Jumat ini berisi “pertimbangan yang tidak berdasar mengenai posisi Rusia dan menghilangkan aspek utama yang fundamental bagi Rusia,” lansir Itar-Tass mengutip Gatilov.
“Draft ini tidak bisa diterima bagi kami,” kata Gatilov.
Rusia telah memperingatkan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan resolusi DK yang mendukung intervensi militer.
Menurut Gatilov, Rusia prihatin dengan klausul yang mengatakan Dewan Keamanan akan mereview pelaksanaan resolusi Suriah setelah 15 hari dan “mengambil tindakan-tindakan lebih lanjut jika belum resolusi tersebut belum terpenuhi.
“Apa tindakan? Itulah pertanyaan kami,” katanya.
Rusia telah mendesak Assad untuk melaksanakan reformasi lebih cepat dalam rangka mengakhiri 10 bulan pertumpahan darah. Rusia terus memasok senjata bagi rezim Suriah, melawan seruan Amerika Serikat untuk menghentikan penjualan senjata ke Damaskus.
Rusia bergabung dengan Cina pada bulan Oktober di vetoing resolusi Keamanan Eropa yang disusun Dewan mengutuk pemerintah Assad untuk tindakan keras terhadap pengunjuk rasa pro-demokrasi bahwa PBB mengatakan telah menewaskan lebih dari 5.000 orang, kebanyakan warga sipil.
Gatilov mengatakan draft resolusi rancangan Rusia sendiri, yang diajukan bulan lalu dan direvisi awal bulan ini, tidak digubris oleh DK.
Para diplomat Barat mengatakan rancangan Rusia terlalu baik pada pemerintah Assad. (althaf/arrahmah.com)