KIEV (Arrahmah.id) — Pada hari ke-9 serangan Rusia ke Ukraina, Menteri Luar Legeri Ukraina Dmytro Kuleba melaporkan bawah pasukan Rusia menembaki pembangkit tenaga nuklir terbesar di Eropa hingga salah satu pembangkit terbakar.
“Pasukan Rusia menembak dari semua sisi ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia yang terbakar,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, seperti dilansir dari Reuters (4/3/2022).
“Jika meledak, ini akan menjadi 10 kali lebih besar dari Chornobyl!” lanjut dia di Twitter, merujuk pada situs nuklir lain di mana radioaktivitas masih bocor dari bencana nuklir terburuk dalam sejarah dunia pada 36 tahun silam.
“Rusia harus segera menghentikan tembakan, mengizinkan petugas pemadam kebakaran, membangun zona keamanan!”
Zaporizhzhia menyediakan pasokan lebih dari seperlima dari total listrik yang dihasilkan di Ukraina.
Menurut layanan darurat negara Ukraina, kebakaran terjadi di sebuah gedung pelatihan di luar pembangkit listrik Zaporizhzhia.
Seorang juru bicara pabrik mengatakan kepada RIA Novosti, bahwa tingkat atau kadar dari radiasinya tidak berubah.
Sementara itu, telah terjadi pertempuran sengit di sekitar 550 kilometer daerah tenggara Kyiv. Wali kota terdekat, Energodar, mengatakan di media sosialnya jika ada korban. Namun dia tidak memberikan rinciannya.
Sebelumnya, Rusia telah merebut pabrik Chernobyl yang sudah tidak berfungsi, sekitar 100 kilometer sebelah utara Kyiv.
Badan Energi Atom Internasional telah merespons kejadian di pembangkit energi ini dan telah melakukan kontak dengan pihak berwenang Ukraina tentang situasi tersebut.
Hingga berita dirilis, Rusia dikabarkan telah merebut pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN Zaporizhzhia di Ukraina pada siang hari tadi.