MOSKOW (Arrahmah.id) – Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, menyatakan bahwa kementeriannya berencana untuk memperluas kerja sama multilateral dengan pemerintah sementara di Afghanistan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan bahwa upaya untuk menghapus “Taliban” dari daftar kelompok teroris mencerminkan pengakuan atas realitas obyektif di Afghanistan, lansir Tolo News (8/6/2024).
Zakharova mengatakan, “Kami telah berulang kali mengumumkan bahwa Rusia berniat untuk mengembangkan kerja sama multilateral dengan pemerintah saat ini di Kabul, yang telah memerintah Afghanistan selama hampir tiga tahun. Upaya untuk menghapus gerakan Taliban, yang menjadi inti dari pemerintahan ini, dari daftar kelompok teroris menunjukkan pengakuan atas realitas obyektif yang muncul setelah AS dan NATO meninggalkan Afghanistan dan runtuhnya rezim yang didukung AS di Kabul.”
Meskipun Imarah Islam Afghanistan belum mengomentari pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia baru-baru ini, sebelumnya Imarah Islam telah menyatakan keinginannya untuk menjalin hubungan baik dengan semua negara, terutama negara-negara tetangga.
Sementara itu, beberapa analis politik percaya bahwa Imarah Islam harus memperhatikan tuntutan timbal balik untuk meningkatkan interaksi dengan negara-negara lain.
Zakiullah Mohammadi, seorang profesor universitas, mengatakan: “Dalam tiga tahun terakhir, kami telah melihat bahwa Imarah Islam belum terlibat dengan Eropa, Timur, atau Barat di luar wilayah tersebut. Oleh karena itu, Imarah Islam harus mengatasi masalah internal untuk mencapai tahap internasional.”
Mohammad Mateen Mohammadi, seorang analis politik, mengatakan: “Imarah Islam harus merumuskan kebijakan dalam dan luar negerinya berdasarkan hukum yang terkodifikasi untuk mengakhiri pertanyaan-pertanyaan yang muncul di wilayah ini dan sekitarnya.”
Baru-baru ini, Presiden Rusia Vladimir Putin juga menekankan pentingnya terlibat dengan pemerintah sementara, dengan menyatakan bahwa keamanan dan stabilitas di Afghanistan sangat penting bagi Rusia dibandingkan dengan peluang ekonomi. (haninmazaya/arrahmah.id)