ISTANBUL (Arrahmah.id) — Salah satu negosiator Ukraina mengatakan Rusia telah menyetujui permintaan Kiev secara tak tertulis, kecuali satu hal, yaitu isu Crimea.
“Federasi Rusia telah memberikan jawaban resmi untuk seluruh permintaan, yang membuat mereka menerima posisi (Ukraina), kecuali isu Crimea (yang dianeksasi Rusia pada 2014),” kata negosiator Ukraina, David Arakhamia, dikutip dari AFP (2/4/2022)
Arakhamia menyampaikan, pihak Rusia memberikan jawaban ini secara verbal, bukan tertulis.
Tak hanya membahas kemungkinan kesepakatan dalam negosiasi, Arakhamia menyampaikan Moskow telah menyetujui diadakannya referendum status netral di Ukraina. Ia juga menilai langkah itu merupakan satu-satunya cara untuk keluar dari perang.
Saat ditanya kemungkinan warga Ukraina menolak status netral negaranya, Arakhamia menjawab, “kami mungkin akan kembali ke keadaan perang, atau kembali mengadakan negosiasi baru.”
Kremlin sendiri bersikeras menginginkan Ukraina mengadopsi status netral, mengingat Putin takut negara itu bakal membawa ancaman keamanan ke Rusia bila bergabung dengan NATO.
Sebelumnya, Turki kembali menjadi tuan rumah perundingan damai Rusia dan Ukraina yang berlangsung di Istanbul pada 28-30 Maret.
Namun, kedua negara ini lagi-lagi gagal mencapai gencatan senjata.
“Apakah sudah berakhir? Tidak. Beberapa langkah diambil untuk mengurangi ketegangan, meskipun kami tak banyak terlihat di lapangan.Beberapa bilang itu taktik manuver. Beberapa ragu. Kami waspada,” ujar Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, seperti dikutip Reuters (31/3).
Meski gagal gencatan senjata, Rusia dan Ukraina menyepakati beberapa isu yang bisa dibahas lebih lanjut, di antaranya kesiapan Ukraina untuk menyandang status netral.
Selain itu, mereka juga sepakat untuk membahas kembali status Crimea, jaminan keamanan Ukraina, dan kemungkinan pertemuan antara Presiden Volodymyr Zelenksy dan Presiden Vladimir Putin. (hanoum/arrahmah.id)