MOSKOW (Arrahmah.com) – Rusia mengatakan pada Rabu (23/1/2019) bahwa ‘Israel’ harus berhenti melakukan “serangan udara sewenang-wenang” terhadap Suriah, beberapa hari setelah angkatan udara ‘Israel’ menargetkan “pasukan Iran di sana”.
‘Israel’ telah berulang kali menyerang apa yang digambarkannya sebagai target Iran di Suriah dan orang-orang dari milisi sekutu, termasuk Hizbullah Libanon. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menggambarkan upaya itu sebagai kampanye terbuka untuk mendorong mundur musuh bebuyutannya, Teheran.
Serangan itu telah lama menyebabkan gesekan antara ‘Israel’ dan Rusia. Para pejabat ‘Israel’ telah berbicara di masa lalu dari sebuah perjanjian dengan Moskow di mana mereka telah menjelaskan bahwa serangan terhadap Suriah tidak akan mengancam Asad, sementara Rusia telah berjanji untuk membantu membatasi pengaruh Iran di dekat perbatasan ‘Israel’.
“Praktek serangan sewenang-wenang di wilayah negara berdaulat, dalam hal ini, kita berbicara tentang Suriah, harus dikesampingkan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, saat menjawab pertanyaan dari kantor berita Rusia TASS tentang Serangan udara ‘Israel’ ke Suriah yang baru saja berlangung.
Menurutnya, serangan semacam itu hanya akan memperkeruh situasi kawasan itu, yang dia katakan bukan untuk kepentingan jangka panjang negara mana pun di sana, termasuk Israel.
“Kita seharusnya tidak pernah membiarkan Suriah, yang telah bertahun-tahun menderita konflik bersenjata, untuk berubah menjadi arena di mana skor geopolitik diselesaikan,” kata TASS mengutipnya.
Komentarnya mengikuti serangan ‘Israel’ di Suriah pada Senin (21/1). ‘Israel’ tidak segera menanggapi.
Sebelumnya pada hari Rabu, Netanyahu mengisyaratkan bahwa serangan militer Suriah akan berlanjut.
“IDF (Pasukan Pertahanan Israel) adalah satu-satunya militer yang memerangi tentara Iran di Suriah,” katanya saat berkunjung ke pangkalan militer ‘Israel’.
“Aku yakin kita mampu untuk mengalahkan musuh.” (Althaf/arrahmah.com)