KIEV (Arrahmah.id) – Pasukan Rusia telah membombardir pinggiran Kiev dan kota utara Chernihiv yang terkepung, sehari setelah berjanji untuk mengurangi operasi militer di kota-kota selama putaran baru pembicaraan damai.
Agresi baru mengikuti pembicaraan damai tatap muka pertama Rusia dan Ukraina dalam hampir tiga minggu di sebuah istana di Istanbul, di mana kementerian pertahanan Rusia mengatakan akan membatasi operasi di daerah itu “untuk meningkatkan rasa saling percaya”, lansir Al Jazeera (30/3/2022).
Pengeboman intensif dapat terdengar di Kiev pada Rabu pagi (30/3) dari arah pinggiran garis depan di mana pasukan Ukraina telah mendapatkan kembali wilayahnya dalam beberapa hari terakhir. Ibu kota itu sendiri tidak terkena, tetapi jendela bergetar akibat tembakan artileri tanpa henti di pinggiran kota.
Oleksandr Pavliuk, kepala administrasi militer wilayah Kiev, mengatakan telah terjadi 30 serangan Rusia di daerah pemukiman dan infrastruktur sipil di daerah Bucha, Brovary dan Vyshhorod di sekitar ibu kota.
Wali kota Chernihiv Vladyslav Astroshenko mengatakan pemboman Rusia di kota itu telah meningkat selama 24 jam terakhir, dengan lebih dari 100.000 orang terperangkap, dengan hanya cukup makanan dan persediaan medis untuk bertahan sekitar satu minggu lagi.
“Ini adalah konfirmasi lain bahwa Rusia selalu berbohong,” katanya kepada CNN. “Mereka sebenarnya telah meningkatkan intensitas serangan,” dengan “serangan mortir di pusat Chernihiv” pada Rabu melukai 25 warga sipil.
Olexander Lomako, sekretaris dewan kota Chernihiv, mengatakan perpustakaan dan pusat perbelanjaan termasuk di antara tempat-tempat yang terkena artileri dan senjata berat.
Pasukan Rusia juga menyerang fasilitas industri di Ukraina barat dalam tiga serangan semalam, kata seorang gubernur regional.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidato semalam bahwa dia tidak menerima apa pun yang dikatakan Moskow begitu saja.
“Orang Ukraina bukan orang yang naif,” katanya. “Ukraina telah belajar selama 34 hari invasi ini, dan selama delapan tahun terakhir perang di Donbas, bahwa satu-satunya hal yang dapat mereka percayai adalah hasil nyata.”
Beberapa pengamat menolak tawaran Moskow untuk mengurangi aktivitas militer sebagai taktik untuk mengumpulkan kekuatan setelah menderita kerugian besar.
Penasihat presiden Oleksiy Arestovych mengatakan Moskow memindahkan beberapa pasukan dari Ukraina utara ke timur, mencoba mengepung pasukan utama Ukraina di sana. Beberapa orang Rusia akan tetap tinggal di dekat Kiev untuk mengikat pasukan Ukraina. (haninmazaya/arrahmah.id)