DAMASKUS (Arrahmah.com) – Presiden Suriah, Bashar Al Assad, sepakat untuk mundur sebagai bagian dari penyelesaian politik untuk mengakhiri konflik berdarah yang terjadi hampir 18 bulan dan telah menewaskan lebih dari 20.000 orang, wakil menteri luar negeri Rusia mengatakan.
Mikhail Bogdanov juga mengungkapkan bahwa saudara Assad, Maher, kehilangan kedua kakinya dalam ledakan bulan lalu yang menewaskan beberapa pejabat pro-Assad di Damaskus. Dia mengatakan, kondisi Maher semakin parah dan ia berjuang untuk bertahan hidup.
“Bashar Al Assad siap untuk turun. Kami tidak ingin menjadi pihak yang bias dalam konflik ini. Kami mendorong segera menghentikan permusuhan oleh kedua belah pihak. Sejak ledakan bulan lalu yang menewaskan beberapa militer dan keamanan pejabat, situasi di Suriah telah serius memburuk,” kata Bogdanov pada harian berbahasa Arab, Alwatan, Selasa (14/8/2012).
Dia mengatakan Maher, yang memerintahkan tentara divisi 4, pasukan elit Suriah, hadir dalam pertemuan bulan lalu pejabat tinggi ketika ledakan itu terjadi .
“Maher terluka dalam ledakan itu. Ia kehilangan kedua kaki dan kondisinya makin parah. Dia sekarang berjuang untuk bertahan hidup,” katanya.
Bogdanov mengatakan Rusia, yang dituduh mendukung Assad, ingin “cepat” mengakhiri konflik. Ia pun menambahkan bahwa pemerintah Suriah bekerja sama dengan upaya diplomatik.
“Apa yang lebih penting sekarang adalah penentangan kami agar langkah militer tidak perlu diambil. Kami ingin mencegah perang saudara. Kita satu-satunya pihak yang masih percaya pada solusi perdamaian dan politik yang melibatkan transisi kekuasaan.” (althaf/arrahmah.com)