MOSKOW (Arrahmah.id) – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova menegaskan, pasukan yang diklaim terdiri dari 300 ribu peretas pro Ukraina, tidak ada bedanya dengan kelompok peretas (hackers) Islamic State (ISIS) di Suriah.
Pada akhirnya, para hackers ini menurut Zakharova hanya akan merugikan negara-negara Barat.
Peringatan Zakharova kepada para hacker pro Ukraina tersebut, ia lakukan berdasarkan acuan proyek yang diumumkan awal bulan Maret oleh Menteri Digital Ukraina Aleksander Bornyakov.
Zakharova mengatakan, para hacker tersebut tidak perlu mempertaruhkan hidup mereka dengan datang ke Ukraina.
Tetapi serangan sangat berbahaya, termasuk ke negara-negara Barat.
Bahkan diplomat Rusia mengklaim bahwa para hacker bertanggung jawab atas serangan baru-baru ini terhadap anak perusahaan Jerman dari perusahaan minyak Rusia Rosneft.
Hackers Anonymous mengklaim mereka mencuri 20TB data dari perusahaan awal bulan ini.
Atas tindakan tersebut perusahaan harus membuat sistem offline, serta Kantor Federal Jerman untuk Keamanan Informasi (BSI) sedang menyelidiki insiden tersebut.
“Untuk beberapa alasan, otoritas Jerman untuk sementara melupakan misi mulia para penyerang dan meminta penegak hukum secara aktif mencari mereka,” ujar Zakhranova, dilansir dari RT (23/3/2022).
Kasus ini mencontohkan bagaimana perang siber Ukraina mungkin memiliki konsekuensi yang tidak terduga bagi negara-negara yang mendukung perjuangan Kiev melawan Rusia.
Terlebih “Pasukan Siber” Ukraina tidak akan bubar atas kemauan mereka sendiri.
Aleksander Bornyakov memperkenalkan “Tentara Teknologi” itu pada 9 Maret 2022, dengan menggambarkannya sebagai “Pasukan siber pertama di dunia,” yang akan mencakup Ukraina dan spesialis dari negara lain.
Bahkan dalam wawancara radio minggu lalu, Bornyakov menyebut, tujuan operasi “Pasukan Siber” untuk mengganggu pekerjaan sumber daya digital Rusia.
Bornyakov mengklaim operasi ini bukan sekadar merusak halaman web, namun sampai mengganggu server Rusia.
Bornyakov, menyebut operasi itu sebagai pembalasan atas Rusia yang sudah menyerang Ukraina secara terus-menerus selama delapan tahun. (hanoum/arrahmah.id)