JENEWA (Arrahmah.com) – Sebuah organisasi non-pemerintah yang berbasis di Jenewa menyatakan bahwa Rusia memberikan bom cluster jenis baru kepada rezim Nushairiyah Suriah yang akhirnya membunuh sejumlah besar warga sipil, lansir Albawaba.
“Saat ini belum memungkinkan untuk menentukan secara meyakinkan apakah jenis baru bom cluster yang muncul di Suriah sedang digunakan oleh Rusia atau Suriah, tetapi jelas bahwa jika Rusia tidak menggunakan bom-bom itu secara langsung pun, mereka menyediakannya,” Direktur Koalisi Perlengkapan Militer Cluster (CCMC) Megan Burke mengatakan kepada Anadolu Agency, Selasa (13/10/2015).
Burke mengatakan bahwa organisasinya, yang merupakan kampanye masyarakat sipil global yang bekerja untuk melawan perlengkapan militer cluster, juga mengirim surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin pada 2 Oktober lalu.
Dalam surat itu, dia mendesak Rusia untuk tidak menggunakan bom cluster dengan alasan bahwa senjata tersebut membunuh orang tanpa pandang bulu dan memiliki dampak yang tidak proporsional pada warga sipil.
Dia meminta semua pihak untuk berhenti menggunakan senjata tersebut segera.
Ada sekitar 2.000 korban dari serangan bom cluster dan sub-munisi yang tidak meledak di Suriah dari tahun 2012 sampai akhir 2014, menurut data yang dikumpulkan oleh CCMC.
Perjanjian internasional, CCMC, melarang produksi, penyaluran dan penggunaan senjata mematikan itu. Baik Rusia maupun Suriah termasuk pihak yang melakukan penandatangan perjanjian itu, yang mulai berlaku pada tahun 2010.
Bom cluster dapat menampung ratusan sub-munisi kecil termasuk granat, bom-bom dan ranjau. Bom jenis itu dapat diledakkan oleh sistem artileri atau dijatuhkan oleh pesawat, dan tersebar di wilayah yang luas.
(banan/arrahmah.com)