MOSKOW (Arrahmah.id) – Rusia pada Jumat (18/11/2022) menuduh Kiev mengeksekusi beberapa tentara yang menyerah, dalam apa yang dikatakan Moskow sebagai “kejahatan perang,” tuduhan pelecehan terbaru setelah berbulan-bulan pertempuran di Ukraina.
Klaim Moskow muncul setelah PBB pekan ini menerbitkan sebuah laporan yang mengatakan tawanan perang di kedua belah pihak telah mengalami penyiksaan dan perlakuan buruk.
“Tidak ada yang bisa menggambarkan pembunuhan yang disengaja dan metodis terhadap lebih dari sepuluh tentara Rusia yang ditahan, yang ditembak di kepala, sebagai ‘pengecualian yang tragis’,” kata kementerian pertahanan Rusia, lansir AFP.
Pernyataannya mengacu pada video yang beredar di media sosial berbahasa Rusia yang dimaksudkan untuk menunjukkan jasad prajurit Rusia yang telah menyerah kepada pasukan Ukraina dan kemudian dibunuh.
Satu video menunjukkan tentara tampaknya menyerahkan diri kepada beberapa personel militer yang mengenakan seragam kamuflase dan ban lengan kuning. Para prajurit yang menyerahkan diri berbaring di tanah di halaman belakang rumah yang dipenuhi puing-puing.
Video tiba-tiba terputus saat tembakan terdengar.
Video lain yang direkam dari atas menunjukkan tubuh sekitar selusin orang dikelilingi oleh noda darah.
AFP belum secara independen mengonfirmasi video tersebut dan kementerian pertahanan Rusia tidak mengatakan kapan rekaman itu diambil.
Dewan Hak Asasi Manusia Rusia mengatakan dugaan eksekusi terjadi di Makiivka, sebuah desa di wilayah Lugansk timur Ukraina, yang menurut tentara Ukraina telah direbut kembali minggu ini.
“Kami akan meminta reaksi dan penyelidikan dari masyarakat internasional,” kata Ketua Dewan HAM Valeriy Fadeyev di media sosial.
“Kami mengetahui video-video itu dan kami menyelidikinya,” kata seorang juru bicara PBB kepada AFP, menyerukan agar para pelaku dimintai pertanggungjawaban.
Komite Investigasi Rusia, yang menyelidiki kejahatan besar, mengatakan pihaknya membuka kasus pidana atas “eksekusi tentara Rusia yang ditangkap”.
Kementerian pertahanan mengklaim bahwa video tersebut merupakan “bukti baru dari pembantaian tawanan perang Rusia yang tidak bersenjata oleh personel militer Ukraina”.
Ia menambahkan bahwa “pembunuhan brutal” ini bukanlah “kejahatan perang pertama dan bukan satu-satunya” yang dilakukan oleh pasukan Ukraina.
Moskow juga menuduh negara-negara Barat yang mendukung Ukraina secara militer, menutup mata terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh militer Ukraina.
Kiev akan dimintai pertanggungjawaban atas “setiap tahanan yang disiksa dan dibunuh,” bunyi pernyataan itu.
Tidak ada tanggapan segera atas tuduhan dari pejabat Ukraina.
Ukraina dan Rusia sama-sama menuduh satu sama lain menganiaya tawanan perang yang merupakan kejahatan perang sejak awal invasi Ukraina pada akhir Februari. (haninmazaya/arrahmah.id)