MOSKOW (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev pada Sabtu (23/7/2016) menandatangani sebuah keputusan untuk melanjutkan kerjasama perdagangan dan ekonomi dengan Turki, pertanda lain mulai mencairnya hubungan antara kedua negara itu.
Keputusan tersebut akan dijalankan hingga tahun 2019 dengan pemerintah Turki, menurut sebuah pernyataan yang dirilis Sabtu (23/7) dari kantor pers pemerintah Rusia, sebagaimana dilansir World Bulletin.
Negosiasi untuk pembentukan dana umum juga akan dimulai kembali untuk membiayai proyek-proyek investasi di kedua negara itu, lanjut pernyataan itu.
Setelah Angkatan Udara Turki menembak jatuh sebuah jet Rusia di perbatasan Turki-Suriah November lalu, hubungan kedua negara itu memburuk, hingga masalah -tersebut sebagian besar dapat diselesaikan pada tanggal 29 Juni melalui surat dan percakapan telepon antara kedua pemimpin negara itu.
Pada 30 Juni, Rusia mencabut larangan penerbangan wisata ke Turki pasca percakapan telepon antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Menteri luar negeri Turki dan Rusia kemudian bertemu di kota Sochi Rusia pada 1 Juli dalam upaya untuk meningkatkan proses normalisasi hubungan.
Presiden Putin memberi dukungan kepada Turki saat percobaan kudeta 15 Juli dan mengatakan bahwa ia berdiri di pihak pemerintah terpilih.
Rusia juga menyampaikan belasungkawa kepada korban upaya kudeta bersenjata Turki.
Pada tanggal 22 Juli, Rusia juga mencabut larangan penerbangan ke Turki, setelah para pejabat Turki meyakinkan pejabat Rusia bahwa langkah-langkah keamanan tambahan telah diambil pasca percobaan kudeta, sebagaimana diumumkan oleh otoritas penerbangan sipil Rusia.
(ameera/arrahmah.com)