MOSKOW (Arrahmah.com) – Kepala badan ekspor senjata Rusia mengatakan Moskow telah mengirimkan senjata ke Mali dan dapat mengirimkan lebih banyak lagi senjata di tengah perang yang tengan berkecamuk di negara Afrika Barat tersebut.
Anatoly Isaikin, Direktur Rosoboronexport mengatakan pada Rabu (13/2/2013), “Kami menyediakan senjata api dan pengiriman terakhir dilakukan dua pekan lalu. Negosiasi sedang berlangsung untuk pasokan tambahan yang lebih kecil.”
Perancis meluncurkan perang terhadap Mali sejak 11 Januari lalu dengan dalih menghentikan kemajuan Mujahidin di negara itu. Pada tanggal 17 Januari, para menteri negara Uni Eropa sepakat untuk mendukung Perancis dengan meluncurkan misi militer untuk melatih dan merestrukturisasi pasukan Mali.
Sejak invasi dilakukan, ribuan penduduk Mali telah dipaksa meninggalkan rumah mereka dan puluhan lainnya harus tewas dalam serangan udara pengecut oleh teroris Perancis.
Pada 1 Februari, Amnesti Internasional mengecam pelanggaran serius hak asasi manusia termasuk pembunuhan tiga anak dalam perang tersebut. Organisasi ham ini mengatakan, “ada bukti bahwa setidaknya lima warga sipil termasuk tiga anak tewas dalam serangan udara yang dilakukan oleh pasukan Perancis”.
Pengamat yakin bahwa motif di balik perang ini adalah sumber daya alam yang belum dimanfaatkan di Mali termasuk minyak, emas dan uranium. Namun alasan lainnya adalah Perancis dan negara-negara Barat lainnya tidak rela Mali diatur dengan syariat Islam seperti yang telah diterapkan oleh Mujahidin Mali. Mereka juga tidak rela kekayaan alam yang berada di tanah Mali dikuasai oleh Mujahidin. (haninmazaya/arrahmah.com)