MOSKOW (Arrahmah.com) – Rusia telah keluar dari pengaturan PBB yang bertujuan melindungi rumah sakit dan pengiriman bantuan kemanusiaan di Suriah dari serangan pihak-pihak yang bertikai.
Langkah Rusia itu dilakukan setelah penyelidikan internal PBB pada April menemukan bahwa sangat mungkin rezim Asad atau sekutunya melakukan serangan terhadap tiga fasilitas kesehatan, sebuah sekolah dan tempat perlindungan bagi anak-anak di barat laut Suriah tahun lalu, lansir Reuters (25/6/2020).
Tindakan keras oleh pemimpin rezim Suriah Bashar Asad terhadap demonstran anti-rezim pada 2011 meletuskan perang di sana. Rusia telah memberikan dukungan militer untuk rezim dalam konflik tersebut.
Rusia dan rezim Asad mengklaim pasukan mereka tidak menargetkan warga sipil atau infrastruktur sipil.
Di bawah pengaturan dekonflikasi PBB, lokasi fasilitas yang didukung PBB dan situs kemanusiaan lainnya seperti rumah sakit dan pusat kesehatan telah dibagikan dengan pihak-pihak yang bertikai di Suriah dalam upaya untuk melindungi mereka. Namun, PBB telah mempertanyakan mengapa fasilitas tersebut menjadi target.
“Pada hari Selasa, 23 Juni, Federasi Rusia memberi tahu PBB bahwa mereka tidak akan lagi berpartisipasi dalam sistem pemberitahuan kemanusiaan,” Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan.
Seorang juru bicara OCHA mengonfirmasi hal tersebut.
“PBB prihatin dengan penarikan Federasi Rusia dari mekanisme notifikasi dan sedang memeriksa implikasi keputusan ini bagi personel kemanusiaan dan operasi di Suriah,” ujar PBB.
PBB mengatakan akan membahas situasi lebih lanjut dengan Rusia. (haninmazaya/arrahmah.com)