MOSKOW (Arrahmah.com) – Rusia dengan keras mengkritik AS karena telah melibatkan Dewan Keamanan PBB terkait aksi protes di Iran.
Utusan Rusia Vassily Nebenzia mengatakan bahwa melibatkan DK PBB dalam sebuah “urusan internal” akan merusak badan tertinggi PBB tersebut.
Beberapa menit sebelumnya, Duta Besar AS Nikki Haley memuji demonstrasi tersebut sebagai “unjuk kekuatan bagi orang-orang pemberani”.
Duta Besar Iran mengatakan AS menyalahgunakan kekuasaannya sebagai anggota tetap DK PBB. Sedikitnya 21 orang tewas dalam aksi protes tersebut.
Demonstrasi jalanan itu meletus di satu kota Iran pada akhir Desember yang dipicu oleh tekanan ekonomi. Aksi protes tersebut dengan cepat menyebar ke puluhan kota. Peserta aksi meneriakkan slogan-slogan yang menentang rezim yang berkuasa saat ini.
Sejumlah negara mengkritik AS karena telah mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.
AS telah “kehilangan segenap moral, otoritas politik dan kredibilitas di mata seluruh dunia”, kata utusan Iran Gholamali Khoshroo saat pertemuan tersebut.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif menulis di akun twitternya bahwa Dewan Keamanan telah “menolak usaha telanjang AS untuk membajak mandatnya”.
Seruan Haley untuk menggelar pertemuan darurat tersebut membuat anggota Dewan Keamanan terkejut. Ia pun harus melobi untuk melawan sikap oposisi Rusia untuk mendapatkan persetujuan, lansir BBC, Sabtu (6/1/2018).
Untuk sebuah isu yang harus ditambahkan ke dalam agenda dewan untuk didiskusikan, harus didukung oleh setidaknya sembilan dari 15 anggotanya.
“Washington berdiri tanpa hambatan dengan orang-orang di Iran yang mencari kebebasan untuk diri mereka sendiri, kemakmuran keluarga dan martabat mereka untuk negara mereka,” kata Haley.
Namun Duta Besar mengatakan bahwa jika “logika” AS diikuti, sebuah pertemuan Dewan Keamanan juga harus diadakan setelah demonstrasi di Ferguson, Missouri pada Agustus 2014 lalu yang dipicu oleh pembunuhan seorang remaja kulit hitam yang tidak bersenjata oleh seorang perwira polisi kulit putih.
(ameera/arrahmah.com)