MOSKOW (Arrahmah.id) – Rusia mendesak Turki untuk tidak melancarkan serangan di Suriah utara setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan memperbarui ancaman kampanye militer yang menargetkan teroris Kurdi.
“Kami berharap Ankara akan menahan diri dari tindakan yang dapat menyebabkan kerusakan berbahaya dari situasi yang sudah sulit di Suriah,” klaim juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan pada Kamis (2/6/2022).
“Langkah seperti itu, dengan tidak adanya kesepakatan dari pemerintah yang sah dari Republik Arab Suriah, akan menjadi pelanggaran langsung terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Suriah” dan akan “menyebabkan eskalasi ketegangan lebih lanjut di Suriah”, tambahnya.
Erdogan pada Rabu kembali mengusulkan serangan militer di Suriah utara.
“Kami mengambil langkah lain dalam membangun zona keamanan 30 km (19 mil) di sepanjang perbatasan selatan kami. Kami akan membersihkan Tal Rifat dan Manbij,” katanya, merujuk pada dua kota di Suriah utara.
Erdogan mengatakan mereka kemudian akan melanjutkan “langkah demi langkah ke wilayah lain”.
Selama sepekan terakhir, pemimpin Turki telah mengancam akan melancarkan operasi terhadap pejuang Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Dia juga menargetkan Unit Perlindungan Rakyat (YPG), sebuah kelompok Suriah-Kurdi yang dianggap sebagai bagian dari PKK.
PKK telah melancarkan pemberontakan bersenjata melawan Turki sejak 1984, dan puluhan ribu orang tewas dalam konflik tersebut. (haninmazaya/arrahmah.id)