HAMA (Arrahmah.id) – Rusia telah menuntut agar Iran memindahkan pasukan dan milisinya dari daerah-daerah di Suriah barat untuk menghindari serangan udara lebih lanjut dari negara tetangga “Israel”, menurut sebuah laporan oleh surat kabar Asharq al-Awsat.
Mengutip sebuah sumber yang dilaporkan dekat dengan rezim Suriah Bashar Asad, outlet tersebut melaporkan bahwa dalam pertemuan pada Rabu (31/8/2022), antara tiga pejabat Rusia dan rekan-rekan Iran di bandara militer Hama, Moskow “menuntut agar Iran mengevakuasi” posisi militer mereka di dekat Hama dan kota pesisir Tartous, lansir MEMO (3/9).
Selama beberapa tahun terakhir, “Israel” sering melakukan serangan udara di lokasi dan posisi milisi Iran di wilayah Suriah, terutama di barat dan barat daya. Menurut Tel Aviv, serangan tersebut merupakan upaya untuk menahan pengaruh Iran dan mencegah koridor darat yang membentang dari Irak ke Libanon yang dapat digunakan oleh Iran dan milisinya.
Tindakan “Israel” telah menyebabkan lebih banyak masalah bagi rezim Suriah dan pasukannya sendiri, yang terkadang terkena dampak serangan tersebut. Infrastruktur sipil juga terkena dampak, termasuk bandara internasional di ibu kota Damaskus dan kota utara Aleppo.
Sampai sekarang, bagaimanapun, hanya ada sedikit atau tidak ada laporan tentang peningkatan gesekan antara pasukan rezim Suriah dan sekutu mereka dari Iran dan milisi yang berafiliasi, yang telah membantu rezim Asad selama perang yang telah berlangsung selama satu dekade.
Tuntutan Moskow ke Teheran –jika terbukti benar– dapat menandakan meningkatnya ketegangan antara pasukan Rusia dan Iran di Suriah, yang sering bersaing untuk mendominasi dan berpengaruh di negara itu selama dekade terakhir. (haninmazaya/arrahmah.id)