KIEV (Arrahmah.id) – Ukraina telah membebaskan puluhan tentara Rusia sebagai bagian dari negosiasi yang ditengahi oleh Uni Emirat Arab (UEA), kementerian pertahanan Rusia mengatakan, pada hari yang sama 116 tentara Ukraina juga dibebaskan saat pertempuran berkecamuk di kota timur Bakhmut.
“Proses negosiasi yang rumit menghasilkan 63 tentara Rusia yang dikembalikan dari wilayah Ukraina,” kata kementerian tersebut pada Sabtu (4/2/2023), seperti dikutip oleh kantor berita TASS. Kementerian itu menambahkan bahwa orang-orang dari “kategori sensitif” juga termasuk dalam kesepakatan itu, berkat mediasi negara Teluk, lansir Al Jazeera.
Kementerian tidak memberikan rincian tentang siapa saja yang termasuk dalam kelompok “sensitif”, tetapi para ahli mengatakan bahwa dalam pertukaran sebelumnya, hal itu merujuk pada berbagai macam orang, termasuk mata-mata dan warga sipil yang memiliki informasi sensitif.
Semua tentara yang dibebaskan saat ini berada di Rusia, kata kementerian tersebut, menambahkan bahwa mereka diberi bantuan medis dan akses untuk menghubungi keluarga mereka.
UEA mempertahankan hubungan dekat dengan Moskow dan tetap menjadi salah satu negara yang tidak mendukung sanksi Barat terhadap Rusia.
Oktober lalu, Presiden Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Saint Petersburg di mana pemimpin Rusia tersebut menggambarkan hubungan antara kedua negara sebagai “faktor stabilitas yang penting”.
Meskipun kementerian Rusia tidak menyebut peristiwa tersebut sebagai pertukaran tahanan dalam komentarnya pada Sabtu, pada hari yang sama kepresidenan Ukraina mengonfirmasi pembebasan 116 orang Ukraina, termasuk para pejuang yang tertangkap dalam pertempuran Mariupol dan Kherson.
Markas Besar Koordinasi untuk Perawatan Tawanan Perang memposting sebuah pesan di saluran Telegram yang mengatakan bahwa pembebasan tersebut merupakan bagian dari operasi yang berlangsung “dalam beberapa tahap”. (haninmazaya/arrahmah.id)