IDLIB (Arrahmah.com) – Pasukan rezim Suriah dan sekutu mereka, Rusia, telah meningkatkan ofensif udara di barat laut yang dikuasai pejuang Suriah selama lima hari berturut-turut dalam kampanye yang meluas, membunuh dan melukai puluhan orang dan memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka.
Setelah jeda semalam, pesawat-pesawat tempur rezim dan Rusia meningkatkan pemboman pada Sabtu (4/5/2019) mengenai daerah-daerah yang dikuasai pejuang di Idlib dan provinsi tetangga Hama, kata para pekerja bantuan di daerah itu, lansir Al Jazeera.
Militer rezim Suriah mengirim bala bantuan baru ke arah Idlib, termasuk tank, pengangkut personel lapis baja dan ratusan tentara pada Sabtu (4/5).
Koordinator kemanusiaan PBB mengatakan sekolah, fasilitas kesehatan dan daerah perumahan telah terkena dampak dan pasukan rezim menggunakan bom barel terburuk dalam setidaknya 15 bulan terakhir.
Bom barel adalah wadah yang berisi peledak yang dijatuhkan dari helikopter.
“Kini, pemboman telah kembali dan jauh lebih berat dan telah menyebar sangat luas di Jabal Al-Zawiya dan pedesaan Hama utara,” Ahmad Al-Dbis, manajer keselamatan dan keamanan untuk Serikat Perawatan Medis dan Organisasi Bantuan (UOSSM) yang berbasis di AS, mengatakan kepada kantor berita Reuters.
“Pesawat-pesawat itu tidak berhenti sama sekali dan pemboman terus berlanjut dengan cara yang lebih besar seperti kemarin dan lebih buruk,” tambah al-Dbis.
Peningkatan kekerasan baru-baru ini adalah yang paling serius di Idlib sejak Rusia dan Turki merundingkan gencatan senjata pada bulan September.
Pertahanan Sipil Suriah, sebuah layanan penyelamatan yang beroperasi di daerah-daerah yang dikuasai pejuang, mengatakan pihaknya telah mencatat lebih dari 30 kematian dalam beberapa hari terakhir.
Dbis mengatakan jumlah orang yang tewas sedikitnya 50 orang, sedangkan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau yang berpusat di Inggris, mengatakan setidaknya 67 orang telah terbunuh.