MOSKOW (Arrahmah.com) – Moskow dan Washington saat ini semakin mendekati jadwal dilakukannya kesepakatan baru mengenai senjata nuklir, menurut seorang jurubicara Kementerian Luar Negeri Rusia, pada Jumat (18/12).
“Kami berharap bahwa semua isu-isu yang tersisa akan dapat diselesaikan dalam waktu dekat, bahkan mungkin dalam beberapa jam mendatang,” kantor berita Interfax mengutip pernyataan Andrei Nesterenko pada para wartawan.
Nesterenko menambahkan bahwa Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan mitranya dari AS, Barack Obama, diperkirakan mendiskusikan jalannya proses negosiasi dan prospek penyelesaiannya selama pertemuan mereka di Kopenhagen pada hari Jumat.
Sebelumnya, sebuah sumber yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh Interfax mengatakan bahwa semua ketentuan perjanjian baru telah disetujui di Jenewa.
Kantor berita RIA Novosti, yang mengutip pernyataan seorang diplomat, juga melaporkan bahwa Washington mengusulkan penandatanganan penggantian 1991 Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START-1) pada pertengahan Januari.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, pada Kamis menuduh Amerika Serikat memperlambat perundingan pelucutan senjata nuklir di Jenewa, dan menambahkan bahwa START baru tak mungkin akan ditandatangani di Kopenhagen pada akhir minggu ini.
Pejabat di kedua belah pihak sebelumnya mengusulkan harapan bahwa kesepakatan bisa dicapai sebelum akhir tahun ini.
Medvedev dan Obama mengumumkan pada pertemuan pertama mereka bulan April lalu bahwa kedua negara akan membuat pengganti START-1 pada akhir tahun ini.
START-1, yang ditandatangani pada 1991 antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, mewajibkan kedua belah pihak untuk mengurangi hingga 6.000 hulu ledak nuklir mereka dan membatasi pengiriman kendaraan hanya sampai 1.600 unit.
Beberapa poin perjanjian baru ini disetujui oleh kedua presiden pada pertemuan puncak di Moskow bulan Juli lalu, termasuk pembatasan operasional 1.500 – 1.675 hulu ledak nuklir dan pengiriman kendaraan 500 – 1.000 unit. (althaf/xnh/arrahmah.com)