DAMASKUS (Arrahmah.com) – Ledakan telah mengguncang kota komersil Suriah, Aleppo dengan media Alawite melaporkan serangan terhadap gedung intelijen militer dan markas pasukan keamanan.
Televisi Suriah mengatakan dua ledakan terjadi pada Jumat (10/2/2012) pagi dan menyalahkan serangan itu kepada “geng teroris berbahaya”.
Penyiar mengutip pernyataan Kementrian Kesehatan Suriah yang mengatakna abhwa 28 orang tewas dan 235 terluka, termasuk tentara dan juga warga sipil.
“Jumlah korban dari dua bom mobil di Aleppo telah meningkat menjadi 28 orang tewas dan 235 terluka,” ujar pernyataan tersebut.
Hancur, jenazah berlumuran darah serta tubuh yang terkoyak tergeletak di trotoar di luar gedung yang ditargetkan, seperti yang terlihat dalam rekaman langsung di televisi milik rezim Alawite Suriah, lapor Kavkaz Center.
Dikatakan salah satu ledakan menargetkan pusat intelijen militer dan satu lagi menargetkan gedung pasukan keamanan.
Arif al-Hummoud, seorang komandan tentara pembelot Suriah mengatakan bahwa pejuang oposisi melancarkan serangan namun tidak bertanggung jawab atas pengeboman.
“Sekelompok orang dari Free Syrian Army menyerang sebuah cabang militer dan unit keamanan di Alepppo dengan RPG dan senjata ringan,” ujarnya.
Kelompok oposisi mengatakan bahwa serangan itu dipentaskan oleh rezim dalam sebuah pernyataan resmi yang dikirim melalui email kepada kantor berita AFP.
Observatorium yang berbasis di London mengatakan 30 orang tewas dalam ledakan di pemukiman Sakhur, Marjeh dan Dawar el-Basel.
Sementara itu demonstrasi diadakan di seluruh kota di Suriah dalam apa yang diseru aktivis, “Rusia membunuh anak-anak kami” pada Jumat (10/2) sebagai tanggapan terhadap Rusia, Cina yang memveto sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB pada pekan lalu.
Demonstrasi dihadiri oleh ribuan orang di beberapa kota untuk memprotes dukungan Rusia bagi rezim Alawite pimpinan Bashar al Assad.
Di kota Homs, aktivis melaporkan bahwa tank buatan Rusia disebar di luar pemukiman seminggu setelah pasukan pemerintah membombardir kota.
“Tentara rezim tampaknya bertekad untuk menaklukkan Homs-wilayah yang dikuasai tentara pembelot dan pejuang oposisi bersenjata,” ujar aktivis.
Al Jazeera melaporkan bahwa beberapa kelompok minoritas Alawite bergabung dengan pemberontakan. (haninmazaya/arrahmah.com)