KIEV (Arrahmah.id) –– Rusia melancarkan serangan rudal ke kota-kota di seluruh Ukraina pada Senin (8/7/2024), menewaskan puluhan orang dan merusak rumah sakit anak di Kiev. Serangan ini dikutuk sebagai serangan brutal terhadap warga sipil.
Puluhan relawan, termasuk staf rumah sakit dan petugas penyelamat, menggali reruntuhan dari rumah sakit anak Okhmatdyt dalam pencarian putus asa untuk menemukan korban selamat setelah pengeboman yang jarang terjadi di siang hari.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia meluncurkan puluhan rudal ke lima kota di Ukraina selatan dan timur serta ibu kota. Pejabat Ukraina melaporkan bahwa 33 orang tewas dan 136 lainnya terluka dalam gelombang 38 rudal tersebut.
Tiga orang lagi tewas akibat tembakan Rusia di Pokrovsk, Ukraina timur. Angkatan udara mengatakan sistem pertahanan udara berhasil menjatuhkan 30 proyektil.
Zelensky meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBBP) untuk membahas serangan tersebut dan mendesak sekutu Ukraina untuk memberikan “respons yang lebih kuat” terhadap serangan Rusia.
Dilansir AFP (9/7/2024), Kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk mengutuk serangan Rusia yang “mengerikan”, sementara kepala badan tersebut Antonio Guterres mengatakan menyerang fasilitas medis adalah “sangat mengejutkan”.
Amerika Serikat (AS) mengutuk “serangan rudal brutal lainnya terhadap warga sipil”, sementara Uni Eropa mengecam tindakan “kejam” Moskow. Kementerian luar negeri Prancis menyebut pemboman rumah sakit anak-anak sebagai “barbar” dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyebut serangan itu “menjijikkan”.
Kiev mengatakan rumah sakit anak-anak tersebut telah diserang oleh rudal jelajah Rusia dengan komponen yang diproduksi di negara-negara anggota NATO dan mengumumkan hari berkabung di ibu kota.
Rusia mengeklaim kerusakan besar akibat serangan rudal di Kiev disebabkan oleh sistem pertahanan udara Ukraina. Moskow mengatakan pasukannya telah menyerang “target yang dimaksud”, yang mereka klaim hanya berupa instalasi industri pertahanan dan militer.
Staf medis bertindak cepat memindahkan pasien dan personel ke ruang bawah tanah fasilitas tersebut setelah sirene serangan udara berbunyi di atas Kiev pada hari Senin.
“Untuk beberapa alasan, kami selalu berpikir bahwa Okhmatdyt terlindungi,” kata Nina, seorang karyawan rumah sakit berusia 68 tahun. “Kami 100 persen yakin bahwa mereka tidak akan menyerang di sini,” katanya kepada AFP, menggambarkan kegilaan saat staf memindahkan anak-anak dengan infus ke bunker.
Pejabat mengatakan serangan tersebut juga merusak beberapa gedung tempat tinggal dan sebuah gedung perkantoran di Kiev.
DTEK, perusahaan energi swasta terbesar di Ukraina, mengatakan tiga gardu listriknya hancur atau rusak di Kiev. Serangan Rusia terhadap infrastruktur listrik telah mengurangi kapasitas pembangkit listrik Ukraina hingga setengahnya dalam beberapa minggu terakhir dibandingkan satu tahun lalu.
Pasukan Rusia telah berulang kali menargetkan ibu kota dengan serangan besar-besaran sejak menginvasi Ukraina pada Februari 2022, dan serangan besar terakhir di Kiev dengan drone dan rudal terjadi bulan lalu.
Layanan darurat mengatakan 22 orang tewas di Kiev pada hari Senin, termasuk di kedua fasilitas medis yang diserang, dan 72 lainnya terluka. Di kota asal Zelensky, Kryvyi Rih, yang telah berulang kali menjadi target pengeboman Rusia, serangan tersebut menewaskan setidaknya 10 orang dan melukai lebih dari 41 orang, menurut pejabat setempat.
Di Dnipro, sebuah kota dengan sekitar satu juta penduduk di wilayah yang sama, satu orang tewas dan enam lainnya terluka, kata gubernur wilayah tersebut, ketika sebuah gedung tempat tinggal bertingkat tinggi dan pompa bensin terkena serangan.
Di wilayah Donetsk timur, di mana pasukan Rusia telah merebut sejumlah desa dalam beberapa minggu terakhir, gubernur regional mengatakan tiga orang tewas di Pokrovsk – sebuah kota yang memiliki populasi sekitar 60.000 orang sebelum perang.
“Serangan ini menargetkan warga sipil, menghantam infrastruktur, dan seluruh dunia harus melihat hari ini akibat dari teror, yang hanya bisa ditanggapi dengan kekuatan,” tulis kepala administrasi kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, di media sosial.
Zelensky dan pejabat lainnya di Kiev telah mendesak sekutu Ukraina untuk mengirim lebih banyak sistem pertahanan udara, termasuk Patriots, untuk membantu menangkis serangan udara Rusia yang mematikan.
“Rusia tidak bisa mengeklaim tidak tahu di mana rudal mereka terbang dan harus bertanggung jawab penuh atas semua kejahatannya,” kata Zelensky dalam unggahan lainnya di media sosial. (hanoum/arrahmah.id)