DAMASKUS (Arrahmah.com) – Seorang pejabat di Direktorat Umum Listrik di Latakia mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan Rusia berniat untuk menginstal generator listrik untuk memasok listrik di provinsi Latakia dan Tartus.
Sumber lainnya juga menyebutkan bahwa provinsi Latakia telah menandatangani kontrak dengan perusahaan Rusia untuk mengelola pariwisata di wilayah pesisir dan kota Mesiaf, lansir Zaman Alwasl pada Kamis (15/9/2016).
Secara rinci, Direktorat Listrik di Latakia mengumumkan bahwa perusahaan Rusia berniat untuk berinvestasi di sektor listrik di wilayah pesisir terutama Tartus dan Latakia untuk memasok kedua kota, dan untuk mendistribuskan listrik sesua dengan sistem Amber ke rumah-rumah, pabrik-pabrik sesuai permintaan, dan biaya akan sesuai dengan konsumsi.
Direktorat tidak menyebutkan apakah mereka menyetujui hal itu atau perusahaan-perusahaan itu akan berurusan dengan warga dan pabrik-pabrik langsung tanpa persetujuan dari badan yang bertanggung jawab
Rezim Asad sebelumnya telah menolak proyek serupa yang disarankan oleh pengusaha Suriah, mengklaim bahwa listrik adalah kepentingan umum dan kementerian tidak akan menerima privatisasi sektor ini.
Dalam hal pariwisata, provinsi Latakia telah menandatangani kontrak jangka panjang dengan perusahaan pariwisata Rusia untuk berinvestasi di pantai kota selain daerah pegunungan yang luas di kota-kota Solonfa, Jableh, Kasab dan kota Kerdaha, untuk membangun hotel dan vila sesuai dengan kondisi yang ditentukan oleh perusahaan dan didukung oleh tokoh-tokoh keamanan dan anggota Istana Presiden.
Banyak yang melihat kontrak ini tidak lebih merupakan kontrak penindasan dan mereka tidak membawa manfaat untuk Suriah. Seorang guru Moad Al-Ali melihat kontrak ini tidak lebih dari sebuah pendudukan ekonomi yang akan mendorong investor Suriah keluar dari negaranya, yang menunjukkan bahwa ambisi Rusia di Suriah tidak terbatas.
Sementara itu seorang insinyur Borhan Saad mengatakan bahwa menegakkan kondisi investasi yang tidak adil adalah wajah lain dari pendudukan militer Rusia yang mengontrol pantai Suriah.
“Itu adalah penjualan dataran Suriah ke mafia Rusia,” ujarnya.
Sebelumnya, Rusia menandatangani kontrak investasi dengan rezim Asad di sektor gas di pantai dan wilayah perairan, selain banyak perjanjian ekonomi yang tidak adil lainnya untuk memperkuat kontrol terhadap perekonomian Suriah dan sumber daya alamnya. (haninmazaya/arrahmah.com)