RUSIA (Arrahmah.com) – Berdasarkan laporan-laporan media Rusia, rezim Putin sedang mempersiapkan Undang-undang (UU) baru untuk memperkuat perlawanan terhadap ‘ekstrimisme’ di ruang informasi, yang akan memperketat media-media yang dianggap ‘ekstrimis’ bahkan media-media asing, dilansir Kavkaz Center.
Perlawanan Rusia terhadap media ternyata tidak hanya menargetkan media-media Jihad saja, akan tetapi media Barat disinyalir akan menjadi target baru, sebuah paragraf ditambahkan pada hukum Media Massa yang berisi alasan-alasan menolak distribusi pers Barat atau pembatalan izin sebelumnya.
Pada hari Rabu (27/6/2012), sebuah koran di Moskow menulis bahwa UU baru akan mempertimbangkan kesetaraan antara surat kabar Rusia dan Barat.
Mengingatkan kembali bahwa surat kabar dan majalah Barat dilarang keras di Uni Soviet, mereka tidak dijual di kios-kios koran atau majalah di Rusia, disita dari para turis di perbatasan Soviet atau oleh petugas bea cukai jika dikirim lewat pos.
Hanya beberapa koran komunis yang diizinkan diterbitkan di Barat untuk uang KGB (Badan Intelijen Rusia), seperti berbahasa Prancis ‘L’Humanité, mingguan Amerika The Worker, dan di Inggris Daily Worker (alias The Morning Star), atau berbahasa Italia l’Unità. Sementara di pusat kota-kota Soviet, berita-berita media komunis di jual bebas.
Kavkaz Center sendiri (media Jihad terkenal), yang secara resmi terdaftar di Barat sebagai media Swedia telah menjadi target pelarangan, dengan dalih dianggap menjadi ‘situs ekstrimis’ oleh sebuah pengadilan KGB Moskow pada 12 September 2011, sebagai awal tes bagi Barat.
Barat patuh beraksi pada hal itu, sesuai harapan KGB, dengan diam sama sekali. Oleh karena itu, Rusia merasa ini saatnya untuk melarang semua surat kabar Barat.
Seorang Sovietologis Barat mengatakan kepada Kavkaz Center, bahwa setelah UU baru itu secara resmi diterapkan, gerakan pertama KGB adalah akan melarang The Guardian untuk membalas dendam atas korespondennya -yang telah keluar- Luke Harding yang terus melanjutkan aktivitas anti-Soviet atau anti-Rusia di Inggris, dan mungkin akan diblokir untuk para pembaca Rusia, seperti yang menimpa Kavkaz Center baru-baru ini. The Wall Street Journal, juga akan menjadi target pelarangan pertama kali, karena baru-baru ini telah dikritik sangat keras oleh KGB atas terbitannya yang ‘terlalu banyak kutipan’ dari sebuah pernyataan Imarah Islam Kaukasus Amir Dokka Abu Usman, meskipun faktanya kutipan-kutipan tersebut mendapat komentar celaan.
Dengan kata lain, Rusia ingin memblokir media manapun yang kontra Rusia dan mempublikasikan berita-berita yang mengutip rilisan Jihad atau Mujahidin baik pro maupun kontra. (siraaj/arrahmah.com)