SURIAH (Arrahmah.com) – Rusia sedang bekerja untuk membangun kekuatan militer baru di wilayah mayoritas Kurdi di Suriah timur laut dengan tujuan untuk mengerahkan pasukan dan perangkat keras ke daerah-daerah di sepanjang perbatasan Suriah-Turki, sumber-sumber lokal mengatakan kepada VOA.
Pasukan militer dilaporkan akan menggantikan kelompok bersenjata Kurdi yang didukung AS yang diklaim Turki sebagai teroris.
“Rusia telah membuka pusat rekrutmen di dua kota di wilayah kami, termasuk Amuda dan Tal Tamr,” kata seorang jurnalis Kurdi, yang meminta namanya tidak disebutkan, seperti dilansir VOA pada Jumat (20/12/2019).
Dia mengatakan kepada VOA bahwa dia mengenal “beberapa pemuda yang telah mendaftar untuk bergabung dengan pasukan ini,” menambahkan bahwa Rusia terutama “merekrut etnis Kurdi.”
Rami Abdurrahman, direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), mengonfirmasi kepada VOA bahwa upaya Rusia sedang dilakukan untuk membangun pasukan sekutu di wilayah Kurdi.
Para pejabat militer Kurdi mengatakan mereka mengetahui rencana Rusia, menekankan bahwa para pejuang baru sebagian besar akan digunakan untuk misi patroli, bersama dengan pasukan Rusia di daerah itu.
“Mereka yang bergabung dengan pasukan baru adalah orang-orang kami,” kata seorang komandan senior Pasukan Demokrat Suriah (SDF).
“Kami ingin memastikan bahwa kami memiliki hubungan militer yang erat dengan Rusia,” katanya kepada VOA dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang untuk membicarakan masalah ini kepada media.
Pejabat SDF mengesampingkan potensi konfrontasi antara pasukan yang baru didirikan Rusia dan SDF yang didukung AS karena “kami pada dasarnya terlibat dalam proses perekrutan dan pemeriksaan para pejuang baru.”
SDF adalah aliansi militer yang dipimpin Kurdi yang telah menjadi mitra efektif Amerika Serikat dalam perjuangannya melawan ISIS.
Para pejabat SDF telah menyatakan kepada VOA bahwa mereka memiliki setidaknya 85.000 pejuang yang telah dilatih dan diperlengkapi oleh koalisi pimpinan AS.
Menyusul keputusan pada bulan Oktober oleh Presiden AS Donald Trump untuk menarik pasukan AS di dekat perbatasan Suriah-Turki, militer Turki dan sekutunya, pejuang oposisi Suriah, memulai serangan di Suriah timur laut untuk membersihkan wilayah itu dari pejuang Kurdi yang dipandang Turki sebagai teroris.
Ankara mengatakan SDF adalah perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang berbasis di Turki, yang telah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa.
AS, bagaimanapun, memiliki standar ganda terkait dua kelompok Kurdi tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)