MOSKOW (Arrahmah.com) – Pemerintah Rusia nampaknya merasa terganggu dengan pemberitaan dan kebenaran yang disampaikan oleh situs Islam di sana. Aktivis sipil dan administrator situs Islam Kavkaz Center, Mikael Storsjo, terkejut bahwa Rusia ingin memasukkan namanya ke dalam daftar “teroris” internasional PBB, lansir KC pada Jumat (13/9/2013).
Storsjo mengatakan bahwa selama bertahun-tahun Rusia telah melakukan banyak hal untuk mencoba membungkam Kavkaz Center, website berita Chechnya dan Islam terkini. Namun, dia tetap terkejut dengan upaya Rusia yang ingin memasukkan namanya ke dalam daftar “teroris” internasional PBB.
“Satu-satunya hal yang saya lakukan adalah membantu menjaga halaman web Kavkaz Center – tapi bukan ini yang Rusia pikirkan,“ Storsjo mengatakan dalam sebuah wawancara Yle News di TV negara Finlandia.
Pengusaha komputer ini bekerja sebagai seorang administrator, membantu dalam pemeliharaan situs web. Situs ini beroperasi dari Swedia.
Pada bulan Maret tahun ini, Kementerian Luar Negeri Rusia meminta Komite Sanksi Dewan Keamanan PBB untuk menambahkan nama Storsjo ke dalam daftar “teroris” internasional. Namun, Inggris, Perancis dan Luksemburg menolak usulan Rusia itu dan nama Storjo tidak dimasukkan ke dalam daftar hitam.
Tetapi Rusia masih saja ngeyel menginginkan Storsjo “dinobatkan” menjadi “teroris” internasional. Storsjo mendengar upaya terbaru Rusia pada Kamis (12/9) malam. Dia tidak mengetahui kriteria apa saja yang ada di dalam permintaan itu.
“Masalahnya ialah inti kenyataan bahwa di sini, di barat, kita melihat kebebasan berbicara dengan cara yang sedikit berbeda dengan apa yang mereka lakukan di seberang sana“, kata Storsjo. “[Jadi] tidak ada yang bisa aku lakukan [untuk menanggapinya] selain tertawa,“ tambahnya. (banan/arrahmah.com)