IDLIB (Arrahmah.com) – Sedikitnya 90 tentara rezim Asad dan militan Syiah sekutunya telah tewas di tangan pejuang Suriah sejak rezim Asad dan Rusia melancarkan serangan paling mematikan di Idlib dua pekan lalu, menurut pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia.
Maria Zakharova pada Kamis (26/12/2019) menyalahkan pejuang Suriah atas serangan rezim Asad terhadap Idlib, menyerukan untuk mengaktifkan perjanjian zona de-eskalasi dengan Turki, lansir Zaman Alwasl (27/12).
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump memperingatkan Rusia, rezim Asad dan Iran agar tidak membunuh warga sipil di provinsi Idlib dan mengatakan Turki sedang bekerja keras untuk menghentikan “pembantaian.”
“Rusia, Suriah, dan Iran membunuh, atau dalam perjalanan mereka untuk membunuh, ribuan warga sipil tak berdosa di Provinsi Idlib. Jangan lakukan itu! Turki bekerja keras untuk menghentikan pembantaian ini,” kata Trump di akun Twitter-nya.
Pasukan rezim Suriah dan Rusia telah mengintensifkan pemboman mereka terhadap Idlib, kubu terakhir pejuang Suriah, di mana Bashar Asad telah bersumpah untuk merebutnya kembali.
Agresi rezim Asad terhadap Idlib telah menewaskan ribuan warga sipil dan membuat puluhan ribu lainnya menjadi pengungsi. Lebih dari 235.000 orang telah meninggalkan wilayah Idlib selama dua minggu terakhir, PBB mengatakan Jumat (27/12). (haninmazaya/arrahmah.com)