JAKARTA (Arrahmah.id) – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan pelemahan atau depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih lebih baik dibandingkan negara-negara lain, terutama di kawasan Asia Tenggara.
Per Jumat ini, nilai tukar rupiah tercatat berada di level Rp16.222,50 per dolar AS. Rupiah mengalami pelemahan 5,37 persen secara year to date (ytd).
“Indonesia dalam hal ini nilai tukarnya year to date 5,37 persen depresiasinya, negara-negara sekitar kita dan di emerging G20 kira-kira dalam situasi yang mirip, ada yang lebih parah, tentu tergantung dari pondasi dan kondisi ekonomi masing-masing,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Jumat, lansir Antara.
Sri Mulyani memaparkan dalam kurun yang sama, nilai tukar bath Thailand tercatat terkoreksi 8,56 persen, won Korea melemah 6,31 persen, lira Turki juga mengalami pelemahan 10,4 persen.
“Untuk Brasil dekat dengan kita di 5,06 (persen) terus, kita lihat Vietnam 4,7 (persen), South Afrika 4,7 (persen), dan Filipina 3,9 (persen),” imbuhnya.
Sebagai langkah pemerintah untuk mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Di samping itu, lanjut Menkeu, kebijakan Bank Indonesia (BI) terus diarahkan untuk menjaga stabilitas rupiah dari dampak penguatan dolar AS secara luas.
“Masing-masing negara harus mulai melakukan adjustment dengan dinamika market yang cukup tinggi ini, semuanya cenderung makin hati-hati. Semuanya, kemudian cenderung untuk mitigasi risiko dari pergerakan global tersebut,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)