XINJIANG (Arrahmah.com) – Rumah-rumah warga Muslim Uighur di Xinjiang, Cina terus mengalami penggerebekan polisi tanpa alasan yang jelas dan surat pemberitahuan sebelumnya, kian menimbulkan kekhawatiran akan kekerasan bermotifkan diskriminasi agama di wilayah tersebut.
Warga Muslim di wilayah tersebut telah mengeluhkan bahwa rumah-rumah mereka menjadi target pengerebekan terus menerus, sebagian besar pada waktu tengah malam, seperti dilansir Radio Free Asia (RFA).
RFA mengutip seorang petani Uighur dari daerah Kucha di Xinjiang Tengah yang mengatakan bawha polisi telah menggerebek rumahnya 15 kali pada 2012, dilakukan pada tengah malam.
Tetapi dia mengatakan bahwa rumah rekan-rekannya bahkan mengalami penggerebekan polisi lebih dari 100 kali.
“Sebagian rumah orang-orang digeledah lebih dari seratus kali, sementara yang lainnya hanya digeledah dua atau tiga kali. Itu tergantung siapa yang mereka curigai, tetapi mereka menggeledah setiap rumah orang Uighur,” katanya kepada RFA, dalam kondisi anonimitas.
“Polisi selalu menggeledah pada malam hari tanpa pemberitahuan, dan mereka tidak peduli apakah anak-anak sedang tidur atau tidak,” ungkapnya.
Polisi Xinjiang membela tindakan mereka tersebut dengan dalih bahwa hal itu adalah tindakan yang dibutuhkan untuk apa yang mereka katakan sebagai “kegiatan keagamaan ilegal.”
Kampanye penggerebekan ini tidak memiliki batas waktu, polisi menggerebek setiap rumah warga Muslim Uighur di wilayah tersebut, mencari ribuan orang yang mereka curigai terlibat kegiatan “kriminal.” (siraaj/arrahmah.com)