NEW DELHI (Arrahmah.com) – Sebuah rumah sakit swasta di India utara telah meminta maaf karena memasang iklan kontroversial di surat kabar yang menolak merawat Muslim yang belum dites negatif virus corona.
Rumah Sakit Kanker Valentis, yang terletak di distrik Meerut di negara bagian Uttar Pradesh, mengutip alasan iklan yang terhubung dengan kelompok Jamaah Tabligh.
“Dugaan perilaku keliru anggota-anggota Jamaah Tabligh telah berkontribusi terhadap penyebaran infeksi coronavirus di negara ini. Perintah ini tidak berlaku bagi profesional kesehatan Muslim, polisi dan orang-orang yang tidak tinggal di daerah berpenduduk Muslim,” kata iklan tersebut, sebagaimana dilansir Anadolu Agency, Selasa (21/4/2020).
Mengeluhkan sikap rumah sakit tersebut, sebuah kasus telah didaftarkan oleh polisi setempat. Kasus tersebut dan kecaman di seluruh negeri menyebabkan permintaan maaf dari rumah sakit yang bersangkutan di surat kabar yang sama.
“Kami menyadari bahwa beberapa orang tersakiti karena pemberitahuan kami kemarin. Pesan yang keliru tersebut telah hilang, dan kami menyesalinya serta meminta maaf,” katanya.
India telah menyaksikan semakin banyak kasus di mana Muslim didiskriminasi dan diserang. Kekerasan tersebut berasal dari kepercayaan tak mendasar yang tersebar luas di antara populasi mayoritas Hindu bahwa komunitas Muslim minoritas “sengaja” menyebarkan virus untuk menggagalkan upaya negara itu untuk membendung penyebaran virus Corona.
Beberapa hari sebelumnya, sebuah Rumah Sakit Sipil yang dikelola pemerintah di negara bagian Gujarat barat dituding memisahkan pasien coronavirus berdasarkan agama mereka.
Para pejabat dan beberapa saluran berita televisi sayap kanan Hindu dengan keras berkampanye menentang Jamaah Tabligh.
Sebuah kampanye kebencian dilontarkan di media arus utama dan media sosial yang menyamakan Muslim dengan “bom manusia” dan menuduh mereka melakukan “jihad Corona”.
Kampanye tersebut telah menyebabkan serangan fisik pada komunitas Muslim. Mereka juga menyerukan boikot sosial dan ekonomi terhadap Muslim di India saat negara itu baru pulih dari kerusuhan agama yang mematikan yang menewaskan lebih dari 50 orang – kebanyakan dari mereka Muslim – pada bulan Februari.
Video yang konon menunjukkan pedagang sayur Muslim menjilati produk mereka atau menyuntikkan makanan dengan air liur telah beredar di media sosial bersama dengan seruan untuk berhenti melakukan bisnis dengan komunitas Muslim.
Situs-situs pengecekan fakta telah mengonfirmasi bahwa banyak dari video tersebut merupakan video lama atau berasal dari negara lain.
Beberapa pedagang Muslim telah dipukuli oleh penduduk Hindu serta dilarang memasuki daerah-daerah ketika geng-geng lokal menyerukan para pedagang Hindu untuk memasang bendera berwarna kuning untuk mengidentifikasi diri mereka sebagai non-Muslim.
(ameera/arrahmah.com)