JALUR GAZA (Arrahmah.com) – Petugas medis di Jalur Gaza kewalahan dengan jumlah korban luka di rumah sakit terbesar di wilayah tersebut setelah serangan udara yang ganas semalam menewaskan dan melukai puluhan warga Palestina.
Shaima Ahmed Qwaider, 23, seorang perawat di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, menggambarkan pada hari Minggu pemandangan mengerikan dari orang-orang yang terluka parah yang datang, beberapa dari mereka terkena ledakan hingga kehilangan anggota tubuh.
“Saya belum pernah melihat yang seperti ini dalam hidup saya,” katanya kepada Al Jazeera, Minggu (16/5/2021).
Saat tim penyelamat berjuang untuk menarik korban dari puing-puing bangunan yang hancur, banyak dari mereka yang diselamatkan tidak dapat mencapai rumah sakit karena jalan utama menuju al-Shifa – pusat medis terbesar di Jalur Gaza – juga terkena dampak serangan Zionis.
Dr. Midhat Abbas dari kementerian kesehatan Gaza mengatakan 1.200 warga Palestina telah terluka selama tujuh hari serangan, sekitar setengahnya adalah wanita dan anak-anak.
Dia menuduh militer ‘Israel’ sengaja menargetkan fasilitas kesehatan dengan serangan udara dan membom jalan-jalan di sekitar al-Shifa.
“Mereka menargetkan sebagian besar warga sipil, ini adalah korban dari agresi ini,” kata Dr Abbas.
“[Perdana Menteri Israel] Benjamin Netanyahu ingin menyelamatkan dirinya sendiri dari penjara sehingga dia memutuskan untuk membunuh anak-anak Palestina.”
Serangan udara ‘Israel’ menewaskan 33 warga Palestina, termasuk 13 anak-anak, di Gaza pada Minggu (16/5), kata pejabat kesehatan Gaza. Serangan itu membuat jumlah korban tewas di Gaza menjadi 181, termasuk 52 anak-anak. Israel telah melaporkan 10 orang tewas, termasuk dua anak. (Althaf/arrahmah.com)