GAZA (Arrahmah.com) – Pemerintah Hamas yang telah menguasai Gaza sejak 2007, mengatakan pasien di Gaza sangat membutuhkan bantuan saat rumah sakit di Gaza yang diblokade Israel tengah kekurangan persediaan obat-obatan.
Berbicara dalam sebuah konferensi pers, para pejabat Hamas mengumumkan bahwa rumah sakit Gaza membutuhkan setidaknya 178 jenis obat untuk perawatan intensif (ICU), kamar bersalin, operasi podiatric dan mata, lapor Press TV hari ini (3/6/2011).
“Kekurangan akut pasokan obat di rumah sakit Gaza sangat serius dengan konsekuensi yang tragis,” ujar anggota parlemen Hamas, Khamis Najjar.
Selain obat-obatan yang sangat dibutuhkan, rumah sakit juga memerlukan bahan bakar untuk pembangkit listrik mereka. Karena pengepungan selama empat tahun, Israel telah melumpuhkan Gaza dan rumah sakit menggunakan generator listrik dengan konsumsi bahan bakar tinggi sejak saat itu.
Sementara itu, sejumlah besar obat-obatan yang mahal untuk perawatan pasien kronis, vaksi dan plasma darah, yang membutuhkan pendinginan, terancam rusak karena pemadaman listrik reguler.
Pejabat kesehatan juga memperingatkan bahwa pasien yang butuh dukungan, bayi prematur, dan mereka yang membutuhkan dialisis ginjal dapat kehilangan nyawa mereka jika pemadaman listrik terus berlanut.
Rumah sakit juga telah berjalan dalam kekurangan pasokan medis untuk selama empat tahun dan kadang mereka bahkan tidak dapat menawarkan layanan dasar untuk pasien dengan luka ringan.
Menurut pejabat kesehatan setempat, satu-satunya jalan keluar dari krisis saat ini adalah bantuan masyarakat internasional untuk menyudahi blokade ISrael dan memasukkan pasokan obat ke dalam wilayah itu.
Blokade Israel yang telah berjalan selama empat tahun berdampak buruk pada situasi kemanusiaan dan ekonomi di Jalur Gaza.
Mesir yang pada Sabtu pekan lalu mengeluarkan keputusan membuka gerbang Rafah untuk membantu penduduk Palestina di Jalur Gaza memenuhi kebutuhan hidup mereka, kini telah kembali memberlakukan pembatasan ketat setelah didesak AS. (haninmazaya/arrahmah.com)