DAMASKUS (Arrahmah.com) – Selama tiga hari terakhir ini pertempuran sengit pecah di ibukota Damaskus. Mujahidin dari berbagai kelompok jihad dan Tentara Kebebasan Suriah melakukan perlawanan sengit terhadap militer rezim Suriah yang didukung oleh milisi Syiah Hizbul Lata Lebanon, milisi Syiah Shabihah Suriah dan pasukan Khusus Brigade Al-Quds rezim Syiah Iran.
Mujahidin Islam dan Tentara Kebebasan Suriah telah mengumandangkan awal dimulai nya operasi Burkan Dimasyqa, Gunung Api Damaskus. Mereka menargetkan membebaskan ibukota Damaskus dari cengkeraman rezim Nushairiyah Suriah.
Serangan sengit di beberapa kampong di pusat ibukota Damaskus tak urung menimbulkan banyak korban di kalangan warga sipil muslim sunni. Tragisnya tidak ada sebuah rumah sakit pun di ibukota Damaskus yang mau menerima korban dari kalangan warga sipil muslim.
Pihak militer rezim Suriah mencegah setiap korban dari kalangan warga sipil muslim suni yang dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Rumah Sakit Al-Mujtahid, Ibnu Nafis dan Al-Muwasah yang merupakan tiga rumah sakit terbesar dengan peralatan dan pelayanan medis terbaik di ibukota Damaskus dinyatakan tertutup bagi warga sipil.
Ketiga rumah sakit terbesar dan terbaik itu hanya menerima pasien dari kalangan militer rezim dan milisi Syiah antek rezim. Padahal ketiga rumah sakit tersebut juga merupakan rumah sakit terdekat dari tempat meletusnya pertempuran sengit.
Rumah Sakit Al-Muwasah adalah rumah sakit terdekat dari kampung Mizzah, tempat meletusnya pertempuran sengit sejak Senin (16/7/2012). Rumah Sakit Al-Mujtahid berada di kampung Al-Mujtahid, yang berbatasan langsung dengan kampong Maidan yang menjadi ajang pertempuran. Sementara Rumah Sakit Ibnu Nafis adalah rumah sakit terdekat dengan wilayah pertempuran di kampung Barzah.
Selain menolak korban dari pihak warga sipil muslim, ketiga rumah sakit terbesar di Damaskus itu juga melakukan pembunuhan terhadap pasien-pasien sipil yang telah dirawat di rumah sakit tersebut sebelum peperangan terakhir ini meletus di ibukota Damaskus.
Puluhan warga sipil terdiri dari anak-anak, wanita dan orang tua telah jatuh sebagai korban luka di kampung Maidan. Tidak ada tenaga medis dan obat-obatan yang bisa masuk ke kampung Maidan. Hal itu mendorong penduduk kampung Maidan untuk menyebarkan permohonan bantuan medis lewat situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter.
(muhib almajdi/arrahmah.com)