DAMASKUS (Arrahmah.com) – MANPADs (senjata portabel anti-aircraft/man-portable air-defense systems) telah berakhir di tangan pemberontak Suriah, lapor media. Namun, sedikit sekali informasi mengenai siapa yang mengoperasikannya. Banyak pihak berspekulasi bahwa Mujahidin yang berafiliasi dengan Al Qaeda telah mengambil manfaat dari pasokan canggih tersebut.
Berdasarkan rekaman YouTube, pemberontak Suriah di Aleppo tampaknya kini menggunakan MANPADs. Meskipun video tidak bisa diverifikasi secara independen, namun ini adalah pertama kalinya dalam konflik Suriah ketika pihak oposisi mendokumentasikan pengoperasikan portabel canggih sistem pertahanan udara, lansir Rusia Today.
Informasi terbaru mengatakan bahwa pejuang oposisi Suriah mendapatkannya melalui perbatasan Turki. Menurut laporan Wall Street journal, senjata tersebut telah diselundupkan ke Suriah sejak dua bulan lalu.
Beberapa ahli menunjukkan bahwa senjata jenis ini yang telah masuk ke Suriah, akhirnya menandai berubahnya jalan perang. Laporan dari pasukan oposisi menjadi lebih berani. Tentara Pembebasan Suriah (FSA) mulai mengatakan bahwa mereka berhasil menembak helikopter dan jet tempur rezim hampir setiap harinya. Pekan kemarin, mereka mengatakan bahwa mereka telah berhasil menembak jatuh empat pesawat pro-pemerintah.
Misil berasal dari Libya?
Pejuang oposisi mengatakan rudal mulai dipasok kembali pada musim panas namun masih belum jelas berapa banyak yang mereka terima. Laporan sebelumnya menunjukkan bahwa pada bulan Agustus, pemberontak telah mendapatkan sekitar 20 peluncur SAM portabel Strela era Soviet.
MANPADs jauh lebih maju dari peluncur Strela, memberikan banyak keuntungan yang telah lama dicari oleh pejuang oposisi untuk memukul Angkatan Udara Assad.
Laporan dari pasukan oposisi menurut klaim Wall Street Journal mengatakan bahwa sebagian besar Manpads berasal dari Libya, diselundupkan melalui perbatasan Turki, tanpa persetujuan dari pihak berwenang Turki. Sistem Strela juga tampaknya telah tiba dengan cara yang sama, walaupun beberapa tentara pembelot Suriah mengatakan bahwa mereka telah membeli SA-7s dari pasukan rezim sendiri.
Kekhawatiran terhadap Al Qaeda
Meskipun AS telah mendesak Assad untuk mundur, Washington tetap jauh dari tenang saat keributan mengenai senjata tersebut mulai terdengar,terutama setelah Washington menolak untuk memasok kepada oposisi senjata jenis ini pada Juli lalu.
“Jelas, kami prihatin tentang proliferasi manpads,” ujar seorang pejabat AS kepada Wall street Journal.
Kekhawatiran mereka adalah senjata bisa jatuh ke tangan pihak oposisi anti-Barat (Mujahidin-red) dan akan digunakan untuk melawan negara-negara Barat. Laporan intelijen terakhir yang diperoleh New York Times menunjukkan bahwa senjata tersebut yang dikirim ke pemberontak Suriah, sebagian besar jatuh ke tangan kelompok islam yang berafiliasi dengan Al Qaeda.
Untuk menjawab masalah ini, Washington telah memperkecil dukungannya untuk pemberontak Suriah di peralatan komunikasi, logistik dan intelijen. Pentagon dan CIA juga telah dilaporkan meningkatkan kehadiran mereka di sepanjang perbatasan selatan Turki, di mana pengiriman senjata ke Suriah masuk melalui pintu tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)