AL-MUKALLA (Arrahmah.id) – Serangan Houtsi berlanjut di Yaman pada Kamis (31/8/2023) ketika sekretaris jenderal Dewan Kerjasama Teluk (GCC) tiba di kota pelabuhan Aden.
Milisi dilaporkan menembakkan empat rudal ke kamp pengungsi di Marib. Mereka menyerang tiga kamp namun tidak menyebabkan kerusakan atau cedera pada penduduk sipil, menurut unit eksekutif pemerintah untuk kamp-kamp pengungsi internal.
Unit tersebut mendesak masyarakat internasional untuk melindungi warga sipil Yaman dari agresi Houtsi dan mengatakan: “Serangan milisi Houtsi terhadap kota-kota dan tempat persembunyian warga sipil adalah tindakan keji yang mengancam keselamatan dan stabilitas masyarakat. Kami menuntut tindakan segera untuk mengendalikan dan mengadili milisi-milisi ini.”
Ketua GCC Jassem Mohammed Al-Budaiwi mengunjungi Aden pada Kamis (31/8) untuk menunjukkan dukungan kepada Dewan Pimpinan Presiden negara tersebut dan mendorong upaya perdamaian untuk mengakhiri perang. Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun dia mengunjungi Yaman, dan dia bertemu dengan pemimpin dewan, Rashad Al-Alimi, media resmi Yaman melaporkan.
Dalam pertemuan tersebut, Al-Budaiwi menegaskan kembali dukungan GCC terhadap dewan kepemimpinan dan upayanya memulihkan perdamaian dan stabilitas, serta mengintensifkan proses perdamaian yang dipimpin PBB. Dia juga menyerukan implementasi semua ketentuan Perjanjian Riyadh 2019, yang dirancang untuk meredakan ketegangan antar faksi di Yaman, dan berterima kasih kepada Arab Saudi dan Oman atas upaya mereka sebagai mediator selama konflik tersebut.
“Kunjungan Sekretaris Jenderal Dewan Kerjasama Teluk ke ibu kota sementara, Aden, menegaskan dukungan berkelanjutan negara-negara Teluk terhadap legitimasi Yaman, serta dukungan negara-negara Teluk terhadap upaya pemerintah untuk membangun keamanan, stabilitas, pembangunan dan penyediaan layanan kepada warga negara Yaman,” Abdul Baset Al-Qaedi, wakil sekretaris di Kementerian Informasi Yaman, mengatakan kepada Arab News.
Para pejabat Yaman mengatakan GCC telah memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan di Yaman selama lebih dari satu dekade, dan upaya perdamaiannya menghasilkan dua peralihan kekuasaan yang signifikan.
Berdasarkan Inisiatif Perdamaian GCC 2011, mantan Presiden Ali Abdullah Saleh menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abed Rabbo Mansour Hadi. Pada 2022, Konsultasi Riyadh mengenai Yaman yang disponsori GCC mempertemukan ratusan warga Yaman dari berbagai spektrum politik, agama, sosial dan suku dalam satu forum yang menghasilkan pembentukan Dewan Pimpinan Presiden.
Perjalanan Al-Budaiwi ke Aden bertepatan dengan kunjungan Hans Grundberg, utusan khusus PBB untuk Yaman, ke sejumlah kota regional dalam upaya membujuk faksi-faksi di negara tersebut agar memperbarui gencatan senjata yang ditengahi PBB dan mencapai perjanjian damai.
Utusan PBB telah mengunjungi Marib yang dikuasai pemerintah pada Rabu (30/8), di mana ia bertemu dengan Sultan Al-Aradah, gubernur kota dan anggota dewan kepemimpinan, untuk membahas upaya perdamaian dan masalah lainnya.
Al-Aradah mengatakan kepada utusan tersebut bahwa Houtsi tidak serius untuk mengakhiri konflik di Yaman dan berkolaborasi dengan organisasi teroris untuk merusak proses perdamaian. (zarahamala/arrahmah.id)